Sabtu, 03 September 2022

Senggigi, Pantai Indah yang Belum Dioptimalkan

Tanggal 19 Agustus 2022 saya diundang oleh Majelis Akreditasi BAN PT untuk ikut rapat di Denpasar Bali, kemudian besuknya diundang oleh Asosiasi Prodi Manajemen Pendidikan Islam di Mataram. Disamping kedua acara tersebut penting, tempat rapatnya menarik. Rapat MA BAN PT di sebuah hotel di Sanur, sedangkan tempat rapat APMPI di sebuah hotel di Senggigi.  Saya sudah sangat lama tidak ke Sanur, yang konon tempat wisata “bule berkantong tebal”, bukan seperti Kuta, tempat wisata “bule kantong tipis”.  Oleh karena itu saya sempatkan hadir dan mengajak isteri.

Karena Sanur merupakan pantai timur Bali, logikanya pemandangan yang bagus adalah pagi hari saat matahari terbit.  Oleh karena itu saya datang tanggal 18 Agustus sore dengan harapan besuk pagi bisa jalan-jalan di pantai.  Karena sudah lama sekali tidak ke Sanur, saya khawatir pagi-pagi tidak tahu alur jalan-jalan yang bagus.  Oleh karena itu, begitu datang sore itu saya sempatkan melihat alur jalan di pantai.  Dan memang sudah tidak seperti sekian tahun lalu. Jalan sepanjang pantai sudah di paving dan di pinggirnya dipenuhi oleh café-café.  Beberapa café membuat semacam halaman di bibir pantai, sehingga pengunjung dapat minum-minum di bibir pantai.

Seperti info yang selama ini beredar, sebagian besar atau hampir semua yang duduk-duduk di café dan yang jalan-jalan sore itu bule yang sudah berumur alias tua.  Hampir tidak ada turis lokal dan yang ada dapat dihitung dengan jari, termasuk saya dan isteri. Juga tidak tampak bule muda seperti yang banyak dijumpai di Kuta. Pakaian mereka umumnya  relative sopan.  Beberapa orang yang tampak sudah sangat tua, berjalan pelan-pelan ditemani anjingnya.

Seperti direncanakan, besuknya pagi-pagi saya dengan isteri jalan menyusuri pantai sambil melihat matahari terbit.  Situasi masih sepi. Mungkin bule-bule masih pada tidur, karena mereka tidak biasa bangun pagi seperti kita.

Pagi itu lumayan cerah, walupun memang ada awan menggantung yang sedikit menghalagi pemandangan matahari saat terbit.  Karena masih sepi, kami dapat berjalan santai dan beberapa kali mengambil foto, sekedar untuk kenangan.  Menurut saya tidak ada yang istimewa.  Sanur ya memang seperti itu. Ombak di tepi pantai tidak besar seperti Kuta, karena memang bagian yang dangkal cukup jauh. Jadi benturan ombak tampak agak jauh dari pantai.  Pantainya memang bersih, mungkin karena turis yang datang orang tua-tua da jumlahnya tidak terlalu banyak  Di pagi itu para pekerja café pada membersihkan jalan dan pantai di depannya.  Tidak banyak sampah yang terkumpul, dan umumnya  dari dedaunan dari pohon yang ada di sekitar.  Para pekerja café juga “menggaruk” pasir di pinggi pantai biar tampak bergaris-garis bagus.

 

Di Senggugi, kami sengaja memperpanjang menginap.  Ingin meniknati pantai Senggigi karena memang belum pernah kesana.  Kebetulan hotel tempat kami menginap berada tepat di seberang tempat untuk menikmati sun set, sehingga kami dapat menikmati sun set dengan leluasa.  Menurut saya, sun set di Senggigi lebih indah dibanding di Kuta.  Ombaknya tidak terlalu besar, sehingga banyak anak-anak muda main jet ski sore itu.  Ada juga semacam mangkok sangat besar dari pelampung yang dinaiki beberapa orang, kemudian ditarik oleh jet ski. Ketika jet ski yang menarik berbelok tajam, anak-anak yang naik mangkok menjerit. Jadinya sangat meriah.

Pantai Senggigi sangat indah. Sayangnya belum ditata dengan baik dan fasilitas juga masih sangat minimal. Sebenarnya sudah mulai ada fasilitas untuk turis. Ada KFC, ada beberapa café dan juga Alfa Mart/ Indomart, tetapi masih sangat sedikit.  Di sekitar pantai tempat kami jalan-jalan ada beberapa rumah rusak dan dibiarkan tidak terurus, sehingga menjadi pemandangan yang kurang baik untuk daerah wisata.  Jika ditangani dengan baik, rasanya pantai Senggigi dapat menjadi tujuan wisata yang tidak kalah dengan Kuta.

Pagi besuknya menjelang pulang saya menyempatkan jalan-jalan menyusuri jalan di sekita hotel. Kebetulan ada fun bike dan di depan hotel ada gamelan Bali yang ditabuh untuk menyemangati peserta fu bike.  Jalan di Senggigi naik turun, berkelok-kelok mengikuti pantai.  Itu justru menjadi indah.  Sayangnya lahan antara jalan tersebut dengan pantai banyak yang masih belum terurus.  Diperlukan uluran tangan Pemerintah Daerah dan pihak swasta untuk mempercepat pengolahan wisata Senggigi. Semoga.

Tidak ada komentar: