Sabtu, 27 April 2019

FORMALITAS VS BERMAKNA: SAFETY BRIEFING DI PESAWAT


Sekian waktu lalu, di blok ini, saya pernah mempertanyakan safety briefing di pesawat. Ingat saya waktu itu saya naik Lion Air atau Wings Air.  Seperti lazimnya, ketika penumpang sudah naik semua dan pintu pesawat ditutup dan pesawat mulai bergerak tetapi sebelum masuk runway, pramugari selali memberikan penjelasan tentang keamanan dalam pesawat yang biasa disebut safety briefing.  Yang saya keluhkan, penyelasan itu tidak bermakna.  Paling tidak bagi orang setua saya.  Mengapa? Karena disampaikan dengan sangat cepat dan seringkali tidak ada titik-komanya.  Saya yang sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia saja, tidak faham penjelasan itu yang dalam bahasa Indonesia.  Apalagi orang yang dalam keseharian menggunakan bahasa daerah atau orang asing.

Bukankah selalu dijelaskan dalam dua bahasa?  Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris?  Betul.  Tetapi bahasa Inggrisnya lebih tidak jelas.  Di samping pronunciation-nya tidak tepat, juga disampaikan dengan sangat cepat dan seperti tidak faham mana kalimat yang utuh.  Itulah sebabnya saat itu saya mengatakan, sepertinya safety briefing itu sekedar formalitas untuk memenuhi undang-undang penerbangan sipil.  Mirip orang naik motor menggunakan helm yang tidak ditalikan.  Sudah memenuhi undang-undang lalu lintas, tetapi tidak bermakna bagi keselamatan.

Nah, pagi tanggal 27 April 2019 saya terbang dari Edinbrugh (Skotlandia) ke Malaga (Spanyol) menggunakan pesawat Jet2.com.  Jenis penerbangan murah (biasa disebut low cost carrier), seperti Lion Air, Citilink dan sejenisnya.  Saya menggunakan penerbangan itu cari yang murah, apalagi saya terbang dengan istri, anak dan menantu.  Begitu naik pesawat, saya mencoba mendengarkan safety briefing apakah seperti di Lior Air karena sama-sama penerbangan murah.  Ternyata tidak.  Safety briefing disampaikan dengan jelas.  Saya orang Indonesia yang sehari-hari berbahasa Indonesia dapat menangkap safety briefing yang disampaikan dalam bahasa Inggris.

Mengapa berbeda ya?  Itulah yang saya pikirkan atau lebih tepatnya saya pertanyakan.  Apakah itu terkait dengan aturan di perusahaan penerbangan yang berbeda?  Atau itu terkait dengan budaya?  Jujur saya tidak faham.  Oleh karena itu saya mencoba mengaitkan dengan beberapa fenomena lain, baik di bandara maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Saya mengamati pramugari yang menjual makanan dalam pesawat.  Sambil pengin membeli the hangat, karena pukul terbang pukul 06.30 sehingga pukul 04.30 sudah berangkat dari rumah (rumah anak).  Sangat pagi untuk ukuran orang Edinbrugh.  Jadi belum sempat sarapan.  Namun untuk berhemat, kami membawa roti dan pisang untuk dimakan di pesawat.  Namun seperti aturan yang lazim di penerbangan internasional, tidak diperbolehkan membawa cairan lebih dari 100 cc.  Jadi makanan membawa dari rumah, tetapi minuman membeli di pesawat.

Pramugarinya relatif masih muda dan tidak seperti pramugari di Amerika yang biasanya sudah senior (untuk tidak menyebut tua), namun pakaiannya sederhana dan salah seorang rambutnya digelung lucu, mirip dengan gelungan almarhum ibu saya di kampung.  Tampilannya ramah dan tampak sekali tidak terlalu formal.

Ketika mereka lewat mendorong kereta makanan/ minuman di dekat saya, saya ingin segera pesan the.  Namun saya amati mereka membawa catatan dan hanya berhenti di deretan kursi tertentu.  Kiki, anak saya berbisik pramugari masih melayani penumpang yang sudah pesan makanan/minuman secara online.  Oh, ternyata soal makanan atau minuman saja harus pesan online jika ingin dapat duluan atau pasti dapat karena tidak kehabisan….Tunggu cerita kehabisan tiket kereta. Selesai melayani pesanan online, mereka berkeliling lagi dan penumpang dapat membeli makanan atau minuman.  Ngomongnya jelas dan mau menjelaskan apa makanan atau minuman yang dijual.

Ketika pesawat menjelang mendarat di Malaga, ada penguman sangat menarik.  Pramugari mengumumkan 30 menit lagi pesawat mendarat, penumpang yang ingin ke toilet dipersilahkan sekarang.  Kurang 20 menit dan kurang 10 menit pesawat mendarat pramugari kembali memberi pengumuman dengan setengah bercanda, adalah yang belum sempat ke toilet.  Diminta menahan dan siap-siap untuk mendarat.

Kesan saya pramugari di Jet2.com, meskipun pesawat kelas murah, memberikan safety briefing dan penjelasan lain dengan jelas.  Tampaknya mereka memahami penumpang dari berbagai bangsa, sehingga memerlukan penjelasan dengan baik.  Mungkin pramugari Jet2.com mementingkan makna penjelasan yang diberikan dan bukan sekedar memenuhi formalitas.

Tidak ada komentar: