Sabtu, 16 Juni 2018

MERAGUKAN GOOGLE MAP


Seperti biasanya, pada hari raya Idul Fitri saya dan isteri selalu bermalam di Malang.  Setelah silaturahmi ke Ibu, Mbah Mien dan beberapa kerabat lain, sorenya bermalam di Malang. Karena rumah Ibu kecil dan banyak adik-adik serta keponakan yang diperkirakan bermalam, maka saya dan isteri memutuskan akan tidur di hotel.  Jauh hari isteri sudah mencari hotel secara online dan mendapatkan hotel Ubud di Jalan Bendungan Sigura-gura.
Selesai sholat Idul Fitri di masjid Al Azis dekat rumah, kami segera siap-siap.  Karena di rumah hanya berdua, saya dengan isteri, kami berbagi tugas.  Saya membuat sarapan, isteri memberesi rumah dan menyiapkan apa-apa yang akan dibawa ke Malang. Kami sepakat membuat sarapan mie, karena kebetulan punya satu bungkus mie sedap yang ditemukan dalam parcel lebaran.  Kami juga punta sawi dan ayam goreng suwir sisa buka puasa kemarin. Isteri saya menyebutkan “hari ini cheating”, karena kami biasanya menghindari makan mie yang mengandung bahan pengawet.
Selesai membuat mie dan belum sarapan, putra-putra Bu Agus, tetangga sebelah rumah yang sudah seperti saudara, pada datang.  Ada Mbak Ita bersama suamninya, Mbah Atiek, Mas Bujang dengan putranya-si Noval, dan Upik bersama suaminya serta anaknya yang sangat lucu-Senja.  Saya sangat akrab dengan mereka dan kalau ketemu terbayang saat mereka masing kecil dan lucu-lucu, bermain dengan anak-anak saya.  Saya sangat senang menggoda Upik, si bungsu, karena sejak masih kecil saya memang senang sekali bermain bersama mereka.
Selesai sarapan sepiring berdua, karena memang hanya ada satu bungkus mie, kami meluncur ke Malang.  Kami sudah memperkirakan jalanan akan padat, sehingga menyiapkan potongan buah untuk dimakan saat macet. Benar, keluar dari tol di exit dekat Taman Safari jalanan sudah sangat padat.  Kami merayap mengikuti ribuan kendaraan sampai daerah Lawang.  Isteri saya melihat google map dan mendapatkan informasi kami akan sampai Griyasanta pada pukul 11.30.  Waduh tidak sempat sholat Jum’at pikir saya.
Untung saja, di Lawang ada petunjuk “jalan tol fungsional Lawang-Malang”.  Segera saya memasang sign kiri untuk meminta jalan untuk belok kiri.  Nah ketika sudah belok jalannya beriliku dan cukup panjang, sehingga saya bertanya “mana jalan tol-nya?”.  Namun setelah masuk jalan tol alternatif hati menjadi sangat lega.  Jalan cukup lenggang dan Google map memberi informasi dapat sampai Griyasanta pukul 11.10.  Jadi menghemat waktu 20 menit dan yang lebih penting dapat sholat Jum’at.
Akhirnya kami sampai rumah Ibu di Griyasanta pukul 11.08 sehingga sempat sungkem ke Ibu dan salam-salaman dengan adik-adik serta keponakan, sebelum berangkat ke masjid dekat rumah ibu.  Sepulang Jum’atan saya makan ketupat dengan lauk sambal goreng kentang plus ati, opor ayam dan telor petis. Sangat khas lebaran ala keluarga.
Selesai makan saya nganggur, sehingga bilang ke isteri akan ke hotel Ubud untuk memberesi pembayaran dan mengambil kunci.  Dengan penuh keyakinan saya akan dapat menemukan lokasi, karena sudah tahu jalan Bendungan Sigura-gura tempat ITN Malang berada.  Sebelum berangkat, saya mencoba meihat di Google Map dan menemukan lokasi hotel tersebut.  Sepanjang perjalanan saya berusaha mengikuti petunjuk Google Map.
Ketika sampai di dekat jalan Bendungan Sigura-gura Barat, sesuai dengan petunjuk Google Map, saya ragu-ragu.  Masak hotel berada di Gang sempit itu.  Saya mencoba menilpun tetapi agaknya petugas hotel yang menerima tilpun saya juga tidak dapat memberikan petunjuk yang jelas.  Akhirnya saya memutuskan melanjutkan maju lagi dan menemukan posisi saya di belakang UIN Malang.  Saya ragu-ragu, masak lokasinya setelah UIN, akhirnya saya berhenti dan bertanya kepada security yang kebetulan berasa di mulut gang dekat saya berhenti.  Saya mendapatkan informasi, kalau saya kebablasan.  Disarankan untuk kembali dan diberi petunjuk sebelum ITN ada Indomart kanan jalan dan di sebelahnya itulah jalan masuk ke hotel Ubud.
Saya memutar balik mobil dan jalan pelan-pelan.  Betul menjelang ITN Malang ada Indomart di kanan jalan dan di sebelahnya ada jalan masuk.  Saya belok, namun beberapa meter saya berhenti karena ragu-ragu.  Melihat Google Map, saya berada di arah yang benar tetapi tetap ragu-ragu.  Masah hotel berada di gang kecil dan sepi.  Saya mencoba maju pelan-pelan dan menemukan petunjuk berupa “panah belok kanan dengan tulisan hotel Ubud”.  Dalam hati saya bertanya “lah, sudah jalannya kecil belok kenan melewati perumahan”.  Saya mencoba mengikuti dengan jalan pelan-pelan.  Sekitar 100 meter ada pertigaan dan ada petunjuk hotel Ubud belok kiri.  Ya, ampun hotel kok lokasinya di perkampungan dengan gang sempit. Nah, diujung jalan itulah saya menemukan gerbang hotel.  Gang terakhir itu tampaknya memang khusus untuk masuk ke hotel saja, karena kiri kanan tidak ada rumah.
Hotelnya cukup baik dan sangat bernuasa Bali, sesuai dengan namanya.  Kepada Mas Yoyo, petugas front office yang menerima saya, saya sampaikan “hotel bagus kok lokasinya di gang sempit, sehingga saya kesulitan mencarinya”.   Beliau menjelaskan menjelasan memang hotel Ubud dirancang untuk istirahat dengan nyaman, sehinga memilih lokasi yang jauh dari keramaian.  Yang diutamakan view hotel yang cantik di tebing sungai dengan sawah yang masih hijau.  Betul juga, namun jangan sampai tamu ragu dan menyalahkan Google Map. 

Tidak ada komentar: