Kamis, 16 Juni 2016

ANALOGINYA BIS UNTUK MENGANGKUT SAYUR



Tampaknya Kemdikbud merasa P4TK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan) tidak berfungsi secara optimal.  Oleh karena itu dibentuk Tim untuk melakukan studi.  Tim dipimpin oleh Staf Khusus Mendidikan, Pak Ahmad Rizali yang biasa dipanggil Mas Nanang.  Saya tidak tahu mengapa dilibatkan dan diajak untuk mengunjungi 3 P4TK, yaitu P4TK BOE Malang, P4TK BMTI Cimahi, P4TK BBL Medan.  Karena jadwalnya berbenturan dengan kegiatan lain, saya hanya dapat berkunjung ke Malang.

Kunjungan ke P4TK BOE (Bangunan-Otomotif-Elektronika) Malang dilaksanakan pada tanggal 14-15 Maret dan dipimpin oleh Pak Murzi Marpaung (asisten Staf Khusus Mendikbud).  Juga hadir Pak Bagiono Jokosumbogo, pensiunan Atdikbud di Perancis yang sangat intens menekuni pendidikan kejuruan.

Mengikuti 2 hari kunjungan, membaca dokumen, melihat fasilitas dan diskusi dan wawancara dengan para pimpinan dan wdya iswara, saya menyimpulkan P4TK BOE Malang itu ibarat “BIS DIPAKAI MENGANGKUT SAYUR”. P4TK, termasuk BOE Malang dibawah Ditjen GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan).  Saat ini Ditjen GTK sedang menghadapi tugas mendesak yaitu meningkatkan kompetensi guru, karena rata-rata skor UKG hanya 5,6.  Ditjen GTK mencanagkan target skor UKG menjadi 8,0 pada tahun 2019.  Oleh karena itu segala daya upaya dilakukan, termasuk memanfaatkan segala UPTnya.

UPT yang dimiliki oleh Ditjen GTK hanya P4TK, karena LPMP sekarang berada dibawah Ditjen Dikdasmen.  Oleh karena itu, terpaksa Ditjen GTK memanfaatkan P4TK dengan segala konskwensinya.  Nah, hampir separoh guru adalah guru TK dan SD, sementara tidak ada P4TK SD.  Akhirnya pembagian tugas pelatihan tidak didasarkan atas bidang keahlian, tetapi berdasarkan wilayah.  P4TK BOE Malang kebagian melatih guru di sekitar Jawa Timur yang meliputi guru TK, SD, SMP, SMA dan SMK.  Jadi mirip bis yang digunakan untuk mengangkut sayur, karena pemiliknya pedagang sayur.

Simpulan itu menjadi tertawaan saat rapat pleno di akhir kunjungan.  Seorang teman berseloroh “masak Dirjen GTK dianggap pedagang sayur”.  “Masak P4TK BOE yang canggih dianggap bis”.   Namun setelah selesai berkelakar, terjadi diskusi serius.  Pemanfaatan 4TK BOE Malang sangat tidak maksimal.  Potensi yang sangat baik seakan terabaikan.  Widya iswara yang memiliki skills bagus dan sarana yang relatif canggih tidak termafaatkan karena program yang dilaksanakan tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki.  Pengalaman P4TK BOE menangani berbagai program, termasuk melayani pelatihan mahasiswa AAL dan instruktur Kodiklat TNI AL, melatih karyawan industri, serta melaksanakan kuliah perguruan tinggi di Jerman, sekarang berhenti.

Begitu besarnya jumlah guru yang harus dilatih seakan menghabiskan waktu dan enersi widyaiswara.  Apalagi bidang studi yang dilatihkan bukan bidang yang dikuasainya.  Pada umumnya bidang keahlian widya iswara P4TK BOE tentulah yang terkait dengan permesinan, otomotif, bangunan, listrik, elektronika dan sejenisnya.  Namun mereka harus melatih guru SD, guru TK, guru SMP dan sebagainya.  Secara kelakar itu seperti “PEMAIN SEPAK BOLA HANDAL TIBA-TIBA DIMINTA MELATIH MENYANYI”.  Memang sebelum melatih, pada widyaiswara dilatih lebih dahulu.   Dan yang lebih untung lagi, peran para widya iswara sebenarnya lebih banyak sebagai nara sumber dan sebagai event organizer, karena yang berhadapan langsung melatih guru adalah para instruktur nasional (IN) dan instruktur daerah.

Mengapa itu terjadi?  Tampaknya karena tata organisasi dan dibarengi dengan pola pikir kita yang terkotak-kotak.  Para era Mendiknas Prof Bambang Sudibyo P4TK dan LPMP diletakkan di bawah Ditjen PMPTK yang bertugas membina dan mengembangkan guru.  Di era Mendikbud Prof Mohammad Nuh P4TK dan LPMP berada di bawah BPSDM yang merupakan penjelmaan Ditjen PMPTK.  Dengan begitu pelatihan guru dilaksanakan oleh LPMP, sedangkan konsep pengembangan dilaksanakan oleh P4TK.

Nah, sekarang LPMP berada di bawah Ditjen Dikdasmen, sedangkan Ditjen GTK yang merupakan metamorfosa Ditjen PMPTK dan Badan SDM diberi P4TK.  Akhirnya P4Tklah yang “dipaksa” untuk melatih guru, mulai dari guru TK sampai SMA./SMK.  Mau menyuruh LPMP tidak mudah, karena sudah menjadi anak “tetangga”.

Tidak ada komentar: