Sabtu, 25 Juli 2015

TERNYATA CUCU ITU SEGALANYA (1)



Seminggu ini rumah kami semarak sekali.  Tepat hari Idul Fitri, Jum’at 17 Juli 2014 sore anak buncit saya, Lala mudik ke rumah bersama suami dan anaknya.  Jadi sudah seminggu ini si cucu, Freya sudah satu minggu di rumah.  Freya Keynara Albisatiyo baru berusia empat bulan lebih sedikit, karena dia lahir tanggal 13 Maret 2015.  Sudah bisa tengkurap dan sungguh sangat lucu dengan segala tingkahnya.

Menyongsong kedatangan Freya, saya dengan istri sibuk menyiapkan apa yang mesti disediakan.  Kami membeli tempat mandi bayi, minyak telon, waslap, sabun bayi, sampo bayi, ember tempat pakaian kotor, ember tempat popok bekas, dan masih banyak lagi.  Kami mencari toko yang menjual perlengkapan seperti itu dan ternyata yang ada di daerah Kertajaya.  Maklum sudah 25 tahun tidak punya anak kecil, sehingga bingung tidak tahu toko mana yang menjual perlengkapan bayi.

Walaupun sudah mebuat daftar perlengkapan yang harus disediakan, pas hari kedatangan ternyata masih ada yang terlewat, yaitu termos.  Jadinya menjelang berangkat ke Juanda untuk menjemput Freya, kami harus dapat membeli termos. Untunglah, walaupun hari Idul Fitri, Giant di Margorejo tetap buka, sehingga kami mendapatkan termos yang diinginkan.

Hari itu kami seperti jatungan.  Mengapa?  Karena hari Kamis, bandara Juanda ditutup akibat abu Gurung Raung. Untunglah Jum’at mulai pukul 09 dibuka, sehingga kami sangat senang.  Sekita pukul 15an Lala tilpun memberi tahu kalau sudah menunju bandara Cengkareng dan beberapa saat berikutnya tilpun lagi memberi tahu kalau sudah check in dan menunggu di ruang tunggu.  Sekitar jam 17.40an Lala tilpun lagi memberi tahu kalau boarding.

Nah, saat ini saya sedang menonton TV dan mendengar siaran kalau ada NOTEM yang artinya bandara Juanda akan ditutup lagi.  Dalam hati saya berdo’a moga2 Lala, Bim dan anaknya tetap dapat terbang.  Namun sekitar 30 menit lagi Lalam tilpun mengabarkan kalau pesawat tidak jadi berangkat, karena Juanda ditutup.

Saya diskusi dengan istri bagaimana sebaiknya.  Kasihan kalau Freya terlalu lama di bandara, sehingga saya sarankan Lala, Bim dan Freya pulang saja.  Kapan-kapang saja ke Surabaya, kalau bandara Juanda sudah dibuka.  Walaupun kecewa, saya tenangkan pikiran, lebih baik yang tua kecewa tetapi bayi tidak capek.

Ketika mengira Lala, suami dan Freya sudah pulang ke Pamulang, ternyata Lala tilpun lagi mengabarkan kalau boarding lagi.  Tidak yakin kalau benar-benar terbang, Lala pesan kalau 30 menit tidak tilpun berarti jadi terbang dan saya harus menjemput ke Juanda.  Kami menunggu 30 menit itu dengan berdebar-debar.  Pukul 20.30, artinya sudah lebih 30 menit dari Lala tilpun tadi, dan tidak ada tilpun lagi, kami menyimpulkan Lala, suami dan Freya terbang, sehingga kami segera meluncur ke Juanda.  Di perjalanan saya pesan kepasa istri agar HP kami tetap hidup, agar kalau ada tilpun dari Lala kami segera tahu.  Sampai kami tiba di Juanda tidak ada tilpun.

Begitu sampai di Juanda kami segera mencari informasi apakah bandara dibuka dan apakah ada pesawat yang datang. Alhamdulillah ternyata bandara buka dan ada pesawat yang landing.  Kami tenang dan segera masuk ke ruang tunggu.  Karena tidak tahu pasti nomor penerbangan yang diikuti Lala, Bim dan Freya, karena beberapa kali tertunda, maka saya hanya melihat Garuda yang datang dari Jakarta.  Ternyata ada dua penerbangan Garuda yang hampir bersamaan, sehingga kami yakin mereka berada di salah satunya.

Begitu melihat Bim, suami Lala kami sangat gembira. Apalagi kemudian terlihat Lala mengendong Freya.  Segera kami minta Lala keluar agar Freya dapat kami gendong, sementara mereka berdua mengurus bagasi.  Sungguh sangat senang, karena sudah hampir 3 minggu tidak ketemu Freya.

Begitu senangnya, isteri saya terus memeluk Freya.  Bahkan ketika Lala dan Bim sudah keluar dengan mendorong begasi, tetap saja Freya digendong, sedangkan Lala berjalan di sampingnya.  Dalam perjalanan pulang, Freya tetap dipangku isteri saya, sambil mendengarkan cerita bagaimana susah payahnya penerbangan ke Surabaya.  Sampai dirumah sudah sekitar pukul 23, tetapi Freya masih bangun.  Kami terus menunggui sampai Freya tidur. Setelah Freya tidur, kami masuk kamar dan tidur dengan perasaan sungguh lega.   Cucu datang ber-Idul Fitri.  

Tidak ada komentar: