Selasa, 10 Juni 2014

DEBAT CAPRES DAN PENDIDIKAN



Senin tanggal 9 Juni 2014 saya berusaha dapat menonton debat capres dengan maksud ingin tahu apa program para capres ke depan.  Sayang saat itu ada kegiatan lain, sehingga saya hanya dapat nonton sebagian.   Saya berusaha bertanya ke beberapa teman untuk bagian-bagian lain yang saya tidak dapat nonton.   Maksudnya supaya dapat gambaran utuh, apa capres/cawapres kalau beliau-beliau itu terpilih.

Tidak tahu mengapa, saya dan beberapa teman yang saya tanya, tidak faham apa program kerja konkret yang akan dilaknakan oleh para capres/cawapres jika belau-beliau terplih.  Tangkapan saya, apa yang disampaikan sangat umum, normatif dan “di langit”.  Mungkin saya terlalu bodoh (termasuk beberapa teman saya?), sehingga tidak mampu menangkap ungkapan-ungkapan bahasa tinggi.

Selesai menonton dan diskusi dengan beberapa teman, saya merenung apa sebenarnya tujuan debat capres.  Apakah sekedar melihat kemampuan mereka dan berpikir dan beradu argumen, atau ingin mengetahui program kerjanya.  Guru atau dosen yang terbiasa mengajar dan menilai capaian akademik siswa/mahasiswa memang mudah mengetahui keruntutan logika dan ketajaman daya analisis seseorang.  Dengan menonton debat selama 1-2 jam, dapat dipastika para guru dan dosen dapat mengetahui kemampuan para peserta. 

Debat capres yang dipublikasikan secara luas dan bahkan acara itu diinformasikan secara luas.  Rasanya tidak tepat kalau tujuannya untuk mengetahui keruntutan cara berpikir dan ketajaman analisis peserta.  Tentu masyarakat awam akan sulit mengetahui itu, walaupun sudah menonton depat beberapa jam.  Jadi yang cocok debat capres merupakan media capres/ cawapres menunjukkan program kerja, sehingga publik (calon pemilih) tahu akan hal itu.  Sangat mungkin informasi tentang program kerja itu menjadi salah pertimbangan publik untuk memilih.

Besuk paginya, ketika melihat mahasiswa mengikuti UAS (ujian akhir sementer) saya mendapat celetukan beberapa mahasiswa tentang debat capres.  Ternyata mereka juga memiliki pendapat yang sama, yaitu debat capres tidak jelas arahnya.  Bahkan salah seorang mahasiswa berkelakar merasa rugi melihat cebat capres karena tidak mendapatkan gambaran untuk memilih.

Tentu penilaian di atas sangat subyektif.  Saya dan beberapa teman sesama pendidik sangat mungkin awan dalam bidang politik, sehingga tidak dapat menangkap substansi debat.  Namun jika benar dugaan saya bahwa debat itu konsumsi publik (masyarakat umum) tentunya materi publik dan cara penyampaian juga yang dapat difahami oleh publik, termasuk para pendidik.

Saya jadi teringat prinsip dasar mengajar atau kegiatan sejenis.  Pertama, memilih materi yang diperlukan atau disenangi oleh peserta dan kedua,  menggunakan bahasa yang mudah difahami oleh mereka.   Materi yang menjadi kebutuhan dan atau disenangi akan membuat peserta senang dan betah mengikuti pelajaran. 

Bayangkan kalau kucing kita sedang sakit ada informasi tentang obat kucing tentu kita tertarik, karena menjadi kebutuhan saat itu.  Jika kita hobi sepak bola da nada pertandingan sepak bola di TV tentu kita senang menonton.  Sebaliknya jika kita tidak hobi dengan burung dan tidak sedang punya burung, ada orang berapi-api cerita tentang burung, tentu kita kurang tertarik.

Bayangkan kalau kucing kita sedang sakit da nada orang bercerita tentang obat kucing, tentu kita tertarik.  Namun yang bercerita itu menggunakan bahasa yang sulit difahami. Tentu yang semula tertarik, lama-lama menjadi bosan karena kita tidak mengerti.  Itulah contoh pentingnya topik dan bahasa dalam proses pendidikan.

Apakah capres itu dapat dianalogkan dengan proses pembelajaran?  Jujur saya tidak faham.  Namun dari sisi kepentingan publik, sepertinya begitu.  Publik perlu mengenal “siapa dan apa yang akan dilakukan setelah terpilih”.  Kata orang Surabaya, public perlu tahu “jerohan” capres/cawapres.  Semoga.

1 komentar:

Subliyanto mengatakan...

Assalamu'alaikum...
Salam hormat pak,saya Subliyanto, salah satu peserta Rakornas Pendidikan Hidayatullah yang bapak kemarin ngisi di asrama haji,mudah-mudahan dengan bergabungnya saya dengan blog bapak, dapat memberikan tambahan ilmu bagi saya. Terimakasih