Senin, 14 Oktober 2013

MENYIAPKAN DIRI MENYONGSONG ERA PASIFIK

Tanggal 13 dqn 14 Oktober 2013 Unesa melaksanakan Wisuda ke 78.  Jumlah wisudawan lebih dari 2.100 orang dan lulusan S2 dan S3 lebih dari 200 orang.  Oleh karena itu, saya menyiapkan sambutan yang agak khusus.  Intinya saya mengajak para wisudawan untuk menyiapkan diri menyongsong Era Pasific. Berikut ini cuplikannya.

Banyak ahli yang meyakini saat ini kita sedang pergeseran dari era Atlantik ke era Pasifik.  Kalau di masa lalu negara-negara di sekitar lautan Atlantik yang menjadi senter dunia.  Pusatnya di negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara.  Secara perlahan tetapi pasti dominasi negara-negara tersebut akan segera berakhir.  Perannya digantikan oleh negara-negara di sekitar Lautan Pasifik dan Asia akan menjadi motor penggerak utamanya.  Itulah yang disebut Era Pasifik dengan pusatnya di Asia.

Jorgen Moller dalam bukunya How Asia Can Shape The World (2011) secara jelas menggambarkan pegeseran tersebut.  Moller juga menyebut secara spesifik bahwa Indonesia akan menjadi salam satu pemain penting di era itu.  Namun jauh-jauh Moller mengingatkan pentingnya pendidikan untuk mewujudkan impian itu.  Peringatan itu dimuat dalam satu Bab Khusus dengan judul Aces or Duds (Kartu As atau Kartu Mati).  Ibarat bermain domino, pada pergeseran tersebut pendidikan dapat menjadi katu AS untuk memenangkan pertandingan, atau sebaliknya menjadi kartu MATI yang justru menjadi beban yang merepotkan.  Kita semua, khususnya para wisudawan harus mampu menunjukkan bahwa para doktor, sarjana dan ahli madya alumni Unesa siap menjadi KARTU AS dala  proses pergeseran tersebut.

Untuk itu apa yang diuraikan oleh Dave Ramsey dalam buku ENTRELEADERSHIP (2011) sangat cocok untuk diterapkan.  Beberapa catatan Ramsey yang menurut saya cocok untuk mereka yang baru diwisuda antara lain apa yang dia sebut dengan (1) START WITH A DREAM END WITH A GOAL, (2) FLAVOR YOUR DAY WITH STEAKE SAUCE, dan (3) NO MAGIC, NO MISTERY

Ramsey menjelaskan, orang muda harus berani bercita-cita tinggi.  Namun sesudah mencanangkan cita-cita, harus memikirkan dan dapat menemukan apa syarat untuk mencapai cita-cita itu.  Dan bagaimana tahapan untuk memenuhi persyaratan tersebut.  Setelah itu harus berani mulai melangkah dan bekerja keras untuk memenuhi persyaratan dan pada akhirnya menggapai cita-cita itu.

Dalam Flavor Your Day with Steake Sauce, Ramsey menjelaskan kita harus mampu membedakan masalah menjadi empat kategori, yaitu (a) penting dan mendesak, (b) penting tetapi tidak mendesak, (3) tidak penting walupun mendesak, dan (4) tidak penting dan tidak mendesak.  Berdasarkan kategori itu kita harus pandai membagi enersi kita, agar sampai terkuras untuk mengerjakan sesuatu yang tidak penting walupun mendesak.  Sebaliknya  jangan sampai kita tidak berani melangkah menangani sesuatu yang penting dan mendesak.  Walapun itu penuh tantangan.  Kita tidak boleh lari tantangan.  Setiap tantangan harus kita hadapi dan kita pecahkan dengan baik.  Bukankah ada kata bijak bahwa nahkota yang hebat adalah yang terbiasa mengarungi lautan yang ganas.  Tantangan akan menempa kita menjadi orang yang hebat.

Kalau menggunakan istilah Charles Handy yang mempekenalkan teori kue donat terbalik (inverted dounaght theory), jangan sampai kita terjebak memperdebatkan sesuatu yang tidak penting, yang peripheral dan justru melupakan yang pokok, yang inti.  Dalam bahasa lain, jangan sampai kita berbedat dan bahkan bersengketa untuk hal-hal yang carangan, yang kecil-kecil dan justru melupakan persamaann yang besar-besar dan wajib.  Jangan kita melupkan yang wajib dan justru mengejar yang sunah dan bahkan mubah.

Ramsey juga dapat menjelaskan dengan baik bahwa hampir tidak ada misteri dalam tahapan mencapai cita-cita.  Semua dapat dirancang dengan baik.  Tidak ada magik, semua dapat dijelaskan bagaimana tahapan mencapai cita-cita yang telah dipancangkan.  Jika tahapan dan persyaratan telah ditemukan, maka kita harus mulai bekerja keras untuk melakukannya.

Kerja keras, kerja cerdas dan kerja ikhlas rasanya cocok untuk melengkapi uraian Ramsey tersebut.  Di era teknologi sekarang keras saja tidak cukup.  Oleh karena itu harus disertai kerja cerdas untuk menemukan cara kerja dan efektif dan efisien.  Kadang-kadang ada kelakar “you do not need to work so hard, what you need is to work a little bit smarter”.   Walau terkesan menyederhanakan, kelakar itu ada gunakan untuk direnungkan.

Kerja ikhlas diperlukan, agar kita dapat menikmati apa yang kita kerjakan.  Kita dapat memastikan dan meyakini bahwa apa yang kita kerjakan merupakan bagian dari ibadah.  Bukankah Tuhan memastikan bahwa “Tiada aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah”.  Dan bekerja dengan baik untuk tujuan mulia, insya Allah bagian dari ibadah.

Wisudawan yang saya banggakan.  Kita sedang memasuki era kompetisi yang semakin ketat.  Kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah dan kreativitas menjadi kunci keberhasilan dalam era tersebut.  Kini banyak sekolah di negara maju yang mencanangkan lulusan dengan ungkapan “be critical thinker, be problem solver and be creative”.   Artinya, sekolah itu ingin menghasilkan lulusan yang punya kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah dan kreatif.   Saya ingin menambahkan jadilah orang yang mampu memecahkan masalah dengan kreatif tetapi juga arif.

Untuk mendukung pengembangan kreativitas, apa yang dijelaskan oleh Boyd dan Goldenberg (2013) dalam bukunya INSIDE THE BOX tampaknya cocok untuk dibaca.  Mereka telah melakukan riset panjang dan menyimpulkan bahwa untuk menjadi kreatif tidak selalu harus berpikir out of the box.  Mereka menemukan banyak temuan kreatif yang berasal dari berpikir inside the box, yaitu SUBTRACTION, DIVISION, MULTIPLICATION, TASK UNIFICATION dan ATTRIBUTE DEPENDECY.            Pola tiket pesawat murah (low cost carrier) yang domotori oleh Air Asia  adalah inovasi yang menggunakan pola substraction, yaitu mengurangi beberapa fungsi yang tidak penting dan mendesak agar lebih efisien dan akhirnya murah.   Remote control untuk TV dan AC adalah inovasi berdasarkan prinsip division, yaitu memisahkan TV dan AC dengan alat pengontrolnya, sehingga lebih nyaman pemakainnya.   Inovasi speda beroda tiga adalah contoh sederhana penerapan prinisp  mulptiplication, yaitu membuat roda tambahan untuk fungsi lainnya.  Task punggung (back pack) adalah contoh inovasi dengan prinsip task unification.  Otomatis AC dan wipers mobil yang dapat menyesuaikan dengan suhu dan hujan adalah contoh inovasi dengan prinsip attribute dependency.

Yang sangat menarik Boyd dan Goldenberg membuktikan bahwa kreativitas dalam diajarkan dan dikembangkan dengan pola yang mereka sebut dengan SYSTEMATIC INVENTIVE THINKING. Dan setiap orang, baik secara mandiri maupun melalui pelatihan dapat mengembangan daya kreativitas tersebut.  Saya menyarankan wisudawan membaca buku baru tersebut.

Terakhir saya ingin berpesan bahwa SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH YANG MEMBERI MANFAAT KEPADA LINGKUNGANNYA.   Jadilah orang memberi manfaat kepada siapa saja dan apa saja, dimanapun kita berada.  Jadilah orang yang dikenang orang lain bukan karena kita pandai atau kita kaya, tetapi karena kita memberi manfaat.

Selamat memasuki kehidupan, selamat berjuang, selamat menyongsong hari depan, selamat mengabdi kepada nusa bangsa.  Saya mendo’akan Anda semua sukses.

Tidak ada komentar: