Kamis, 03 Oktober 2013

BELAJAR DARI SOPIR WISATA DI LA

Kami punya waktu kosong setengah hari di Los Angeles (LA).  Karena baru pertama kali ke LA tentu saya ingin sekedar melihat-lihat kota.  Sayangnya belum punya kenalan yang akrab, sehingga tidak ada yang “mentraktir” seperti di Chicago dan Utah.  Oleh karena itu, saya usulkan kepada teman-teman untuk ikut rombongan tour saja.  Teman-teman setuju dan akhirnya ikut tour bernama VIP Tour. 

Karena waktunya pendek kami memilih obyek wisatanya keliling kota LA.  Ternyata perserta diajak ke Farmer Market, tempat orang menjual sovenir dan food court dengan berbagai jenis makanan.  Kemudian diajak ke Hollywood Boulevard, dimana banyak orang berpakaian meniru film.  Misalnya berpakaian seperti Batman, Spiderman dan sebagainya.  Pedestrian sepanjang jalan itu ada seperti ubin besar yang diberi nama aktor/aktris terkenal.  Misalnya Michael Jackson, Bruce Lee, Madona dan sebagainya.  Juga ada tempat dimana orang dapat melihat dari kejauhan tulisan Hollywood di sebuah bukit.  Biasanya orang berfoto dengan latar belakang tulisan itu di kejauhan.  Setelah itu peserta diajak berkeliling daerah Beverly Hill yang sangat terkenal itu.

Menurut saya obyek wisatanya tidak begitu menarik.  Kota LA rasanya tidak seindah dan serapi Chicago, Boston dan Washington. Bahkan kalah dibanding kota kecil seperti Logan (lokasi USU), DeKalb (lokasi NIU), Columbus (lokasi OSU) dan Athens (lokasi OU).  Obyek wisata yang dikunjungi juga tidak seindah yang sering kita lihat di film.  Kota LA malahan terkesan mirip kota industri yang hiruk pikuk dan semua orang tampak tergesa-gesa.

Yang justru menarik untuk dipelajari adalah sopir bus wisata kami.  Orangnya berkulit hitam. Rambutnya dipotong plontos dan memakai topi.  Berkaca mata hitam.  Bercelama jin biru dengan baju kotak-kotak.  Usianya kira-kita 30 tahunan dan sangat ramah. Gayanya kocak dan tampak sekali menguasai daerah yang dikunjungi.

Begitu semua penumpang naik dan bus mulai berjalan dia bercerita melalui mikropon.  Ternyata dia sopir sekaligus sebagai guide.  Kemudian dia menanyakan asal peserta satu persatu.  Ada yang menjawab dari London, dari England, dari Irak, dari Austria, dari Florida, dari Trinidad.  Dan tentu kami menjawab dari Indonesia.

Sepertinya itu dia catat dan hafalkan dengan nomor kursinya.  Berikutnya dia memanggil peserta dengan negara atau daerah asal.  Misalnya saat peserta selesai makan atau belanja atau jalan-jalan di Farmer Market, dia mengecek dan mengatakan kira-kira: “we are waiting Trinidad”.  Ketika pulangnya mobil kena macet dan sulit mengantar kami ke depan hotel, dia bilang: “Indonesia, would you mind I stop here then you walk a little bit. Your hotel is behind this building.”

Orangnya lucu dan banyak berkelakar.  Kadang-kadang menyanyi menirukan lagu film atau penyanyi tertentu.   Setelah selesai menanyakan asal negara/daerah asal peserta, sambil bercanda dia mengatakan kira-kira: “Well guys, I forgot to introduce my self.  My first name is Mondy, my last name is……….(saya lupa). That why I love Monday. Please call Monday”.

Sepanjang perjalanan, dia menjelaskan daerah yang dikunjugi sambil menyopir.  Dia menjelaskan secara detail, misalnya rumah ini pernah dimiliki ayau dihuni si A, B dan C.  Bintang film D, E dan F pernah tinggal di hotel ini.  Di Farmer Market anda dapat menemui makanan daerag K, L dan M.  Ditoko itu ada barang-barang P, Q, dan R dengan harga murah.  Pantai itu sangat indah dan panjangnya ….. miles.  Highway ini kalau terus akan menuju X, Y, Z dan bahkan sampai ke Florida.  Dan sebagainya.

Apa pelajaran yang dapat dipetik dari sopir wisata tersebut?   Pertama, dia sopir dan guide yang sangat profesional.  Mengemudinya enak dan sering menanyakan apa terlalu cepat atau kurang cepat.   Saat berhenti di suatu obyek wisata , dia selalu menawarkan berapa lama dan jam berapa peserta harus kembali ke bis.  Dia selalu mengingatkan agar kembali tepat waktu, karena masih banyak obyek lain yang akan dikunjungi.  Dia faham betul tentang obyek wisata yang dikunjungi, sehingga semua pertanyaan peserta dapat dijelaskan dengan baik. 


Kedua, penggabungan dua tugas (sebagai sopir dan guide) tampaknya menjadi model efisiensi yang dipersiapkan dengan baik.  Penggabungan itu tentu membuat biaya operasional perusahaan menjadi lebih efisien.  Namun tampak sekali kalau dipersiapkan dengan baik.  Buktinya sopir tersebut sekaligus merupakan guide yang baik.  Bahkan dia pula yang mengatur penumpang masuk mobil.  Dia faham bagaimana mengatur tempat duduk agar dapat melihat keluar dengan leluasa.  Dia juga tahu berapa kecepatan mobil agar peserta dapat menikmati pemandangan.  Dia juga menguasai obyke wisata dengan.  Saya yakin itu dipersiapkan dengan  baikoleh perusahaan.  Semoga.

Tidak ada komentar: