Senin, 24 Oktober 2016

BISAKAH AIR “MENGALIR” KE ATAS?



Minggu tanggal 23 September 2016, saya diajak anak dan menantu ke Pitlochry, sebuah kota kecil sekitar 1,5 jam bermobil dari Edinburgh.  Tujuan utamanya ketemu dan makan siang bersama besan-orangtua Roy, menantu saya.   Setiap berkunjung ke Edinburgh, saya selalu menyempatkan bertemu besan.  Selain untuk silaturahim, budaya orang Scotland-pedesaan, ternyata tidak jauh berbeda dengan budaya Jawa. Jadi kami ketemu, ngobrol sambil makan.  Jika ketemunya di rumah, saudara yang lain seringkali ikut datang.  Jadi rame-rame persis di kampung saya, pedesaan pinggiran Ponorogo.

Dipilih Pitlochry untuk bertemu, yang dianggap tengah-tengah.  1,5 jam bermobil dari Edinburgh-tempat Kiki dan Roy tinggal,  dan 1 jam dari Avimore, tempat tinggal orangtua Roy. Saya tidak tahu mengapa tidak di rumah besan, karena itu pilihan Roy dan orangtuanya.  Memang Pitlochry merupakan daerah wisata, sehingga selalu ramai di hari Sabtu dan Minggu.  Sebenarnya kami sudah pernah ke Pitlochry beberapa tahun lalu, makan siang dalam perjalanan ke Orkney.

Kami datang di Pitlochry sekitar jam 11.30 dan besan sudah datang lebih dahulu. Sebelum masuk ke rumah makan, saya diajak jalan-jalan untuk melihat ikan salem yang katanya pada akhir September banyak naik ke hulu sungai untuk bertlur.  Tempat melihatnya di sebuah dam yang juga untuk pembangkit listrik.  Kami harus berjalan sekitar 30 menit dari tempat parkir mobil.  Ternyata juga banyak pengujung lain yang ke DAM, maklum memang DAM merupakan salah satu tujuan wisata di Pitlochry.

Sampai di DAM ternyata tidak ada ikan salmon yang naik, karena memang sudah lewat masanya.  Konon masanya pertangahan sampai akhir September, sedangkan kami datang pada akhir Oktober.  Namun demikian, kami tetap menuju tempat melihat ikan salmon karena di situ terdapat data berapa ekor ikan salmon yang berhasil melewati DAM untuk naik ke hulu sungai. Pada dinding DAM memang tertulis, kalau disamping untuk pembangkit listrik, DAM dibuat untuk mendeteksi jumlah ikan salmon yang naik ke hulu sungai.  Pada indikator digital tampak angka 1.296, yang berarti sampai hari itu sudah ada 1.296 ekor ikan salmon yang dapat melewati DAM Pitlochry dan mudah-mudahan sampai ke hulu dan bertelor.

Ketika berjalan, ada sesuatu yang menarik perhatian.  Pada DAM itu, air dialirkan melewati kolam-kolam berjajar melengkung dan semakin hilir permukaan air semakin tinggi.  Jadi jika katakankah kolam pertama disebut kolam A, berikutnta kola B sampai kolam Z, maka permukaan kolam B lebih tinggi dibanding kolam A, kolam C lebih tinggi dibanding kolam B dan seterusnya.  Air pada kolam A tampaknya berasal dari air sebelum tembok DAM. Sedangkan air di kolam terakhir itulah yang kemudian masuk ke pipa untuk menggerakkan turbin.

Saya tidak dapat melihat apakah permukaan air di kolam terakhir lebih tinggi dibanding permukaan air sungai sebelum tembok DAM.  Jika benar demikian, berarti DAM itu dapat mengalirkan air dari kolam yang lebih rendah ke yang lebih tinggi.  Itulah yang menarik untuk dipelajari, karena selama ini difahami air itu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.  Atau itu hanya untuk mempercepat aliran air, sehingga enerji kecepatannya yang naik.

Yang juga menarik, sepertinya lubang yang menghubungkan antara kolam air ada di bawah, sehingga tampak ada dorongan air dari bawah pada setiap kolam. Dan itu terjadi pada bagian kolam yang berdekatan dengan kolam yang lebih awal atau lebih rendah permukaan airnya.  Dan permukaan air di kolam itu tidak meluber, melainkan mengalir melalui lubang bawah ke kolam berikiutnya yang memiliki permukaan air lebih tinggi.  Itulah yang menjadi pertanyaan di kepala saya. Moga-moga setelah pulang ke Unesa dapat saya kami diskusikan dengan teman-teman Mekanika Fluida.

Tidak ada komentar: