Rabu, 12 Oktober 2016

KEUNIKAN ITB BREMEN UNIVERSITY



Walaupun sudah empat kali mengunjungi Intitut Technik und Bildung (ITB) yang dalam bahasa Inggris disebut Institute of Technology and Education-Bremen University, namun baru kali ini saya mendapat penjelasan yang lebih utuh dan memahami keunikan lembaga itu.  Dr. Pekka Kamarainen dan Dr. Larisa Freund memberikan penjelasan dengan menarik.

ITB sebenarnya merupakan research center (pusat penelitian) yang mengkhususkan pada bidang pendidikan TVET (Technical and Vocational Education and Training).  Konon semula ITB merupakan sebuah unit di Faculty of Metal and Production, yang banyak menangani penelitian yang terkait dengan pendidikan dan pelatihan karyawan di industri.  Unit itu berkembang dan membesar, sehingga ketika ada reorganisasi universitas dilepas menjadi lembaga sendiri dengan nama ITB.

Walaupun berdiri sendiri status resminya tetap merupakan research center, tetapi melebar ke TVET secara lengkap.  Misalnya pada saat ini ITB sedang merancang pelatihan bagi manajer proyek konstruksi.  Pelatihan akan mencakup topik berikut secara integratif, yaitu project costing, project effectiveness, logistics management dan sebagainya.  Juga punya program pelatihan untuk bidang eletronics dan bisnis.  Tentu aktivitas riset tetap kuat.  Oleh karena itu sebagian besar tenaga fungsional di ITB adalah peneliti.

Yang paling menarik, ITB punya program penyiapkan guru TVET sampai level master (S2).  Seperti diketahui, walaupun sudah mengikuti pola Bologna, pola pendidikan tinggi di Jerman “tidak mengakui” jenjang sarjana/bachelor (S1), sehingga umumnya mahasiswa langsung menempuh S1 dan S2 secara menerus.  Apa yang menarik?  Pola yang digunakan adalah apayang disebut “inter faculty”. 

Kurikulum pendidikan guru TVET dirancang oleh ITB, tetapi  matakuliah dapat ditempuh di berbagai fakultas yang menyediakan.  Tentu di samping yang disediakan oleh ITB sendiri.  Jadi mahasiswa yang ingin menjadi guru vokasi bidang Elektronika, mungkin saja mengambil matakuliah Matematika dan Fisika di Fakultas Sains dan Matematika, mengambil matakuliah tentang Elektronika di Fakultas Elektronis dan Informatika, mengambil matakuliah Pendidikan Umum di Fakultas Pendidikan dan sebagainya.

Jadi matakuliah apa yang dilaksanakan di ITB?  Ini juga menarik.  Ternyata di ITB ada laboratorium keteknikan, misalnya Sistem Kontrol, Sistem Produksi dan sebagainya.  Tetapi lebih diarahkan untuk pendidikan, bagaimana mahasiswa memahami dan mencoba mengembangkan.

Beberapa profesor di ITB berposisi dengan apa yang disebut dengan “berdiri di dua tempat sekaligus”. Prof Michael Gessler adalah dosen di Fakultas Pendidikan dan juga di ITB,  Prof George Spotl adalah dosen di Fakultas Metal dan Teknik Produksi sekaligus juga profesor di ITB.  Namun kalau peneliti, seperti Dr. Pekka Kamarainen, partner penelitian saya, adalah peneliti penuh di ITB.

Bagaimana pendanaannya?  Saya tidak memperoleh informasi secara penuh, karena mungkin ada hal-hal yang tidak boleh dibuka secara umum, namun dari informasi sepotong-sepotong saya menduga kuat ITB mengelola dananya secara mandiri.  Memang profesor “pinjaman” seperti Prof Michael Gessler digaji oleh fakultasnya, tetapi saya menduga juga mendapat tambahan honorarium dari ITB.

Jejaring ITB juga sangat kuat.  Mungkin karena di bawah payung Bremen Univ yang memang termasuk univ besar di Jerman da memang juga termasuk center unggulan di Bremen University.  ITB punya kerjasama dengan Univoc, Asialink, GTZ/GIZ dan sebagainya.  ITB juga dipercaya sebagai host untuk jurnal bergengsi IJRVET.  Bahkan ITB dipercaya untuk merancang pelatihan calon karyawan yang akan menangani pengeboran lepas pantai di Rusia.

Tidak ada komentar: