Senin, 31 Agustus 2015

MENJADI MONTIR DI INVERNESS



Setelah semalam tidur di hotel kecil di dekat Loch Ness, kami akan ke Inverness untuk menjemput Stella, besan kami, untuk bersama-sama berlibur ke pantai barat Scotland yaitu ke Mallaig.  Jarak tempuh Loch Ness ke Inverness hanya sekitar satu jam.  Namun Roy ingin mengajak kami melihat air terjun, Ploda Fall, sebelum ke Inverness.

Lokasi Ploda Fall berada di tengah hutan pinus.  Memang ada jalan menuju lokasi itu, tetapi jalan yang sempit yang belum beraspal mulus.  Kami melewati hutan pinus dan kadang-kadang ada peternakan biri-biri atau sapi.  Karena jalannya sempit, setiap beberapa ratus meter atas tempat bersimpangan yang diberi tanda passing place.  Jadi kalau dari depan tampak ada mobil, sopir yang menjumpai passing place harus berhenti dan sedikit menepi di passing place menunggu mobil yang dari depan lewat.  Yang menarik semua pengemudi mematuhi aturan itu, sehingga semua berjalan lancar.

 

 
 

Sayang kami datang ke air terjun Ploda Fall dari posisi di atas, sehingga tidak dapat mengamati dengan baik.  Hanya tampak ada 3 sungai yang ujungnya bermuara di jurang sehingga ketiganya menjadi air terjun.  Pengamatan saya pegungungan itu dari berbatuan terjal, sehingga walaupun di bagian atas lapisan tanahnya cukup tebal dengan hutan pinur cukup subur, sungai yang agak dalam dasarnya batu-batu hitam.  Air sungai mengalir dengan deras, sehingga menimbulkan suara gemuruh.

Tampaknya hutan pinus itu hutan industri, karena banyak bagian yang sedang di tebang dan pohon hasil tebangan berupa gelondongan ditumpuk di tepi jalan. Saya tida tahu pemerintah atau swasta atau bahkan perorangan yang mengelola hutan industri itu.  Namun di tempat parkir dekat Ploda Fall ada papan penjelasan tentang etika di hutan dan bahkan ada liflet yang dapat diambil.  Intinya kita diminta tidak merusak hutan.  Bahkan dalam papan itu dijelaskan semut itu memiliki fungsi penting di hutan, yaitu memakan sebagian ulat pohon. Jangan membunuh semut berlebihan.

Puas melihat Ploda Fall dan hutan pinus, kami segera meluncur ke Inverness.  Sampai di Inverness kami menuju lokasi yang biasanya ada anjing laut dan lumba-lumba.  Namun nasib kami kurang baik atau karena sudah sekitar jam 12.30, sehingga tidak bertemu dengan anjing laut maupun lumba-lumba.  Oleh karena itu segera kami mencari makan siang, yang nanti akan saya ceritakan sendiri, yaitu “Jauh-jauh ke Inverness hanya makan wader”.

Selesai makan siang, kami menuju ke terminal bus Inverness untuk menjemput Stella yang datang naik bus dari Orkney.   Nah ketika sampai tempat parkir di Inverness, terdengar suara tidak enak di mobil. Naluri bengkel saya muncul dan segera saja saya ndelosor melihat kolong di bawah mesin.  Ternyata ada semacam tutup samping yang bautnya lepas, sehingga menggantung dan ketika mobil berjalan menggeser jalanan.  Untungnya tutup itu dari plastik dan ringan, sehingga tidak berbahaya.

Sangat mungkin lepasnya baut itu ketika mobil melewati jalan berbatuan kecil di hutan pinus menuju Ploda Fall dan juga pulangnya.  Seharusnya ke lokasi seperti itu menggunakan mobil jenis jip atau MPV, karena disamping berbatuan jalanan juga banyak rumput dan bahkan seringkali ada ranting pohon yang jatuh di jalanan.  Mungkin sekali karena kena getaran ada baut yang lepas.  Atau karena nyantol sesuatu, tutup itu tertarik dan bautnya lepas. Atau bahkan ada yang sobek.  Kami belum tahu pasti, karena belum dapat melongok ke kolong mesin, karena mobil sedang yang rendah.

Roy tidak membawa dongkrak, sedangkan mobilnya jenis sedan sehingga tidak memungkinkan orang melihat dari kolong mobil.  Jadi kami belum tahu baut sebelah mana yang lepas dan bagaimana mengatasinya.  Saya yang ndelosor di depan mobil menyimpulkan untuk sementara tutup itu dapat di-lak ban agar menempel ke bemper depan.  Yang penting tidak menjuntai dan menggeser jalanan.  Untuk itu Roy memberi lak ban, dan hari itu saya menjadi montir di halaman parkir Inverness untuk membetulkan tutup samping mesin mobil Roy.  Hari itu hari Sabtu sehingga semua bengkel tutup, sehingga yang penting dapat diatasi untuk sementara.  Nanti hari Senin dibawa ke bengkel atau didongkrak sendiri, sehingga ketahuan bagaimana memasang bautnya.

Sebenarnya Roy juga membeli tali pengikat dari plastik yang biasa untuk mengikat kabel.  Hanya saja, saya tidak menemukan lubang untuk mengikatkan.  Saya tidak menemukan lubang pada penutup yang lepas.  Seandainya ada, bagian penutup itu dapat diikatkan dengan pipa kecil di atasnya.  Mau membuat lubang, tidak membawa bor dan mau menggunakan obeng ternyata plastiknya cukup keras.  Akhirnya tutup saya tekuk sedikit sehingga ujungnya menumpang di bagian dalam bemper depan.  Setelah itu keduanya saya lak, sehingga lengket. Karena sudah menumpang bemper, seharusnya tidak lagi jatuh, sedangkan lak berfungsi memegangi saja.

Stella juga sudah datang, sehingga yang penting mobil dapat berjalan dengan aman dan tidak ada suara yang mengganggu.  Akhirnya kami memutuskan segera bermobil menuju Mallaig.  Alhamdulillah perjalan lancar dan sampai Mallaig sekitar pukul 19.30, ketika matahari menjelang tenggelam.  Begitu sampai penginapan dan melihat menjelang sunset, saya segera turun berburu foto sunset.  Saya sedang mendung sehingga tidak mendapatkan gambar yang bagus.




 



Selesai mengambil foto, saya mencari dimana kamar kami menginap.  Ternyata kami menginap di “mobile home”, semacam kotak ukuran 4 x 10 m yang ditumpangkan di atas pilar beton setinggi sekitar 75 cm.  Di dalamnya ada 2 kamar tidur, ruang duduk, dapur kering kecil dan kamar mandi.  Luncu dan nyaman.  Sudah sering melihat, tetapi baru sekali ini saya menginap di mobil home dan ternyata nyaman.










Tidak ada komentar: