Selasa, 24 September 2013

DOUBLE DEGREE S2 BHS INGGRIS UNESA NIU

Desember 2011, setelah mengikuti Higher Education Summit di Washington, saya dan beberapa teman dari Universitas Negeri Makasar (UNM) mampir ke NIU (Northern Illinois University) di DeKalb.  Sebenarnya tujuan awal saya ke OSU (Uhio State University) di Columbus dan OU (Ohio University) di Athens.  Di OSU bertemu dengan Sue Decho untuk diskusi tentang kelanjutan Usintec, sedangkan di OU untuk mematangkan proposal kerjasama penelitian yang disusun bersama.

Kebetulan Prof Arismunandar (Rektor UNM) yang semula ingin ke NIU untuk mematangkan pengiriman mahasiswa S2 Adminitrasi Publik ikut ke OSU dan OU, sehingga saya juga ikut ke NIU.  Jadilah kami pergi bersama-sama, baik ke OSU, OU maupun NIU.  Saya tertarik ke NIU DeKalb memang belum kesana dan Pak Aris ingin ikut ke Athens karena saya beritahu kampusnya sangat bagus di daerah pegunungan.  NIU sangat menarik karena beberapa tokoh Indonesia lulusan situ, misalnya Anies Baswedan, Andi Malarangeng dan Ryas Rasyid.

Untuk ke DeKalb, pesawat mendarat di Chicago.  Kami dijemput oleh Jim Collins, dosen NIU yang sudah sering ke Indonesia.  Perjalanan Chicago-DeKalb dengan mobil sekitar 1,5 jam.  Dalam perjalanan, sambil mendengarkan cerita Pak Jim Collins, saya berpikir apa yang dapat didiskusikan di NIU.  Kebetulan Pak Jim Collins adalah ahli sosiologi bahasa, sehingga ceritanya lebih banyak tentang bahasa dan budaya di Indonesia yang pernah dia teliti.  Cerita itu mengilhami untuk menggali peluang double degree dalam bidang bahasa.  Malam harinya, ketika menginap di hotel kampus, ide tersebut kami diskusikan.  Teman-teman UNM mendukung, karena selama ini baru mengirim mahasiswa yang sifatnya non credit.

Besuk paginya, sebelum acara resmi dimulai, kami diskusikan itu dengan pihak NIU.  Seingat saya waktu itu yang banyak berperan adalah Terry Borg, Dean School of Education dan Deborah, provost di NIU.  Gayung bersambut dan disepakati untuk ditindaklanjuti dengan saling komuniasi via email.  Untuk memperlancar, Unesa dan UNM mengundang Pak Jim Collins ke Indonesia untuk memberi kuliah, sekaligus membantu menuntaskan konsep double degree dalam S2 Bahasa Inggris.

Setelah mengalami perjalan panjang dan berliku, akhir MOU kami tanda tangani dan MoA siap ditandatangani oleh Direktur Pascasarjana Unesa, Direktur Pascasarjana UNM dan pihak NIU.  Itulah yang membuat saya, Prof Ketut Budayasa (Direktur Pascasarjana), Prof Masitoh (Asdir 2) dan Dr. Suharsono (Kaprodi S2 Bahasa) ke NIU.  Saya menggunakan kesempatan waktu setelah selesai mengikuti acara USAID di Boston dan Washington, sehingga hemat waktu dan biaya. Oleh karena itu dipilih waktunya tanggal 22 September 2013.  Aneh harinya Minggu, karena itu hari yang sama-sama bisa.

Sebelum acara dimulai, Terry Borg mendekati saya dengan wajah yang serius.  Dia mengatakan, kira-kira: “we need to talk since Dikti does not agree with our financial scenario”.  Dia menjelaskan bahwa pada draft MoA dibuat scenario pembayaran tuition fee langsung dari Dikti ke NIU.  Dengan cara itu, program dianggap paket sehingga lebih murah.  Namun Dikti tidak setuju, karena beasiswa harus ditransfer ke mahasiswa dan baru mahasiswa membayar ke NIU.  Menurut aturan NIU, kalau seperti itu mahasiswa dianggap individual dan bukan paket, sehingga tuition fee menjadi lebih mahal.

Sebagai mantan direktur, saya faham mengapa Dikti seperti itu.  Dana beasiswa itu merupakan bantuan sosial, sehingga menurut aturan keuangan harus diberikan langsung kepada si penerima.  Tidak boleh diberikan kepada lembaga, kecuali lembaga swasta. Maslaahnya Unesa dan UNM adalah PTN, sehingga tidak dapat menerima dana seperti itu. Saya sering mengatakan, “uang itu punya logika sendiri”.  Kasihan Terry Borg, sepertinya sangat bingung dengan pendapat Dikti.  Maklum, orang asing tentu tidak faham tentang mekanisme keuangan di Indonesia. 

Merspons kerisauan Terry, saya menanyakan kira-kira: “Let us find out another way. If the tuition fee paid by university, let say paid by Unesa dan UNM, is it considered as a group and get a flat?”.  Dia menjawab kira-kira: “I think so, but I don’t have the authority with that matter. I consult to Deborah”.  Jadi ada jalan keluar kan?  Sambil kelakar saya katakana: “There is always a way when we do a little bit smarter.”  Dia pun ketawa.

Akhirnya MoA ditandatangani dalam upacara singkat tetapi formal.  Kini tugas PPs Unesa dan PPs UNM menyiapkan diri melaksanakan MoA itu.  Apalagi James Cohen dan Mayra Daniel, 2 dosen NIU sangat ingin ke Indonesia, ketika pogram ini dimulai.  Double degree S2 Bahasa Inggris, dengan 14 bulan di Unesa atau UNM dan 10 bulan di NIU akan mendapatkan dua gelar master.  Satu langkah kerjasama real dengan univesitas di Amerika Serikat, setelah sebelumnya punya dengan Utrecht University Belanda dan Curtin University Asutralia.  Semoga mendorong kita semua untuk lebih maju.

Tidak ada komentar: