Waktu ikut seminar di
Bremen University Jerman, saya melihat teman dari Malaysia (Prof Ramli) membaca
buku tebal berjudul The Samsung Way yang ditulis oleh Jaeyong Song dan
Kyungmook Lee. Mungkin melihat kalau
saya memperhatikan, sehingga menunjukkan buku itu dan menceriatakan secara
singkat apa isisnya. Karena baru membaca
sebagian, tentu yang diceritakan juga sebagian yang telah dibaca.
Sesampai di Indonesia,
saya berusaha mencari buku itu tetapi tidak mendapatkan. Biasanya buku seperti itu ada di Perplus,
tetapi ternyata tidak ada. Saya cari di
internet ada dan dijual oleh Amazon, sayangnya Amazon tidak mau mengirim ke
Indonesia. Jadi saya hanya bisa menunggu
moga2 buku segera masuk ke Indonesia.
Tanggal 3 Februari
kemarin, sepulang dari Solo dengan kereta Sancaka, saya mampir ke
Gramedia. Tujuan utamanya mencarikan
buku anak saya yang sedang menyelesaikan studinya di S2 MBA ITB. Dia pesan mencarikan buku Marketing yang
ditulis oleh orang Indonesia. Saya
teringat buku-buku yang ditulis oleh Pak Hermawan Kertajaya dan Pak Yuswohadi
dsb, yang banyak dijual di Gramedia.
Nah ketika keliling
justru yang menemukan buku The Samsung Way yang sudah diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia. Langsung saya membeli,
walaupun agar ragu apakah terjemahannya baik.
Dari pengalaman banyak buku terjemahan yang “agak ngacau” sehingga lebih
enak membaca buku aslinya.
Alhamdulillah, setelah membaca saya menemukan terjemahannya cukup
baik. Dan saya ingin berbagi dengan
pembaca apa isi buku itu secara singkat.
Ternyata Samsung itu
sebuah group perusahaan raksasa. Selama
ini saya mengiran Samsung adalah pabrik yang memproduksi perlatan yang terkait
dengan elektronika, seperti HP, TV, mesin cuci dan sebagainya. Ternyata itu hanya salah satu divisinya. Samsung mempunyai usaha yang sangat banyak,
mulai dari manifaktur, perkapalan, industri kimia, perbankan, perhotelan dan
sebagainya. Ternyata Samsung berasal
dari usaha keluarga dalam distribusi sayur-sayuran dan makanan kering.
Karena buku ini
disusun oleh dua orang profesor “beken” dari Seoul National University (SNU)
yang kebetulan disewa sebagai konsultas di Samsung sehingga mempunyai akses
dalam ke dalam Samsung, penelitian yang dituangkan dalam buku ini menarik untuk
dibaca. Ada dua hal yang menarik. Pertama,
menurut penulis ini Samsung sukses menjadi perusahaan kelas dunia karena
berhasil menerapkan “Manajemen Paradoks”,
suatu manajemen yang baru Samsung menerapkan.
Tiga paradoks itu adalah besar tetapi lincah, spesialisasi tinggi
berbarengan dengan diversifikasi lebar, dan memadukan manajemen ala Jepang dan
manajemen ala Amerika yang sebelumnya diyakini tidak mungkin digabungkan.
Sebelum membaca buku
ini, saya termasuk orang yang percaya paradoks tersebut sulit atau bahkan tidak
mungkin digabung. Kalau ingat buku Global
Paradox yang ditulis oleh John Naisbitt, tentu ingat bagaimana dengan contoh
perusahaan Xerox, Naisbitt meyakinkan pembaca agar memecah perusahaan besar
menjadi unit kecil-kecil yang independen agar lincah untuk mengantisipasi
perubahan. Jika tidak perusahaan yang
besar akan lambat dan birokratis dan akibatnya tidak mampu mengantisipasi
perubahan. Nah, kiat Samsung yang mampu
memanage perusahaan raksana tetapi lincah itulah kunci pertama suksesnya. Bagaimana caranya, silahkan membacanya
sendiri.
Bagaimana Samsung
memadukan keragaman yang tinggi dengan masing-masing punya spesialisasi juga
menarik. Fenomena itu melawan prinsip
core bussiness oriented yang disarankan oleh beberapa pakar. Kita ingat, selama ini banyak perusahaan yang
sempoyongan akibat usahanya melebar kemana-mana dan keluar dari bisnis
intinya. Akibatnya, ketika sempoyongan
bidang usaha yang tidak terkait dengan bisnis inti dilepas.
Selama ini manajemen
ala Jepang dikenal dengan orientasi pada pangsa pasar. Artinya bisnis harus mampu mengetahui apa
yang dikehendaki oleh pasar. Bahkan jika
perlu membentuk opini pasar. Sebaliknya
manajemen Amerika berorientasi pada profit dan pendapatan. Yang penting mendapatkan keuntungan yang
banyak. Bagaimana menggabungkan dua
orientasi itu secara sinergis itulah kehebatan Samsung.
Saya bukan ahli bisnis
sehingga takut menguraikan pemahaman saya tentang bagaimaa Samsung menerapkan
manajemen paradoks itu. Namun buku itu memuat 6 kunci sukses Samsung, yaitu (1)
visi yang menantang, (2) keputusan investasi yang berani dan cepat, (3)
penekanan pad teknologi, (4) bertumpu pada bakat pokok, (5) sense of crisis,
dan (6) kecepatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar