Penelitian John Hettie
ini sangat menarik dan mungkin mengejutkan bagi beberapa fihak. Sebagaimana diketahui banyak orang yang
meyakini rasio guru-murid sangat menentukan mutu pembelajaran. Asumsinya jika jumlah murid daam satu kelas
sedikit, guru akan dapat memberi perhatian kepada siswa, sehingga siswa dapat
belajar dengan baik dan akhirnya prestasinya maksimal. Banyak orang juga meyakini belajar kelompok
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar, karena siswa akan
dapat saling membantu dan bahkan dengan belajar kelompok motivasi belajar siswa
akan meningkat. Berikut ini hasil
penelitian John Hettie tersebut.
Feed back to pupils
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
$
|
Meta cognitive strategy
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
$
|
Peer tutoring
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
$
|
Collaborative
group learning
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
$
|
Reducing class
size to <20 o:p="">20>
|
$
$
$
$
$
Individualized
instruction
$
Mentoring pupils
$
$
$
Teaching
assistants
$
$
$
$
Improving school
buildings
0
$
$
Streaming by
ability
-1
$
Dari gambar tersebut
umpan balik bagi kepada siswa, misalnya mengembalikan tugas atau PR dengan
diberi catatan atau komentar perbaikan merupakan cara yang termurah
(digambarkan dengan 1 $, tetapi memiliki dampak 9 poin. Sementara itu mengatur rasio guru siswa
sampai di bawah 20 orang per rombel, memerlukan biaya yang sangat besar,
misalnya menambah jumlah guru, ruang kelas dan sebagainya, tetapi dampaknya
pada peningkatan hasil belajar siswa tidak seberapa besar, yaitu hanya 3 poin.
Cara kedua yang hasilnya
baik dan dapat dilakukan dengan biaya murah adalah apa yang disebut dengan meta
cognitive strategy, yaitu membimbing siswa menggunakan cara belajar yang cocok
bagi dirinya. Belajar kelompok menjadi
peringkat ketiga, karena meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 6 poin dengan
biaya murah (1 $). Teaching assistants,
yaitu menyediakan guru bantu bagi siswa merupakan cara yang kurang efisien,
karena dengan biaya 4 $ hanya menghasilkan peningkatan hasil belajar 1 poin.
Hasil penelitian John
Hettie itu belum tentu juga berlaku di Indonesia atau di sekolah anak kita atau
di sekolah tempat Bapak/Ibu mengajar
Namun tetap harus mendapat perhatian.
Mari kita logikakan bersama.
Siapa tahu memang sesuai dengan nalar dan berlaku di tempat kita.
Sepanjang yang saya
ketahui dan obrolkan dengan teman-teman guru, memeriksa tugas murid, memberi
kometar dan mengembalikan tepat waktu, merupakan tugas yang biasanya tidak
disenangi oleh guru. Terlalu banyak
memakan tenaga dan beresiko tinggi?
Mengapa? Karena itu harus dilakukan terhadap pekerjaan sejumlah murid
yang kita ajar dan harus memberikan komentar yang tepat, karena jika komentar
kita keliru akan kontra produktif atau bahkan disanggah oleh murid.
Namun murid memang
senang jika pekerjaannya diperiksa, diberi catatan dan dikembalikan, karena
dapat mengetahui apa yang kurang atau bahkan salah untuk dibetulkan. Dengan cara itu guru secara tidak langsung
membimbing siswa secara individual, apalagi jika siwa diberi kesempatan untuk
membetulkan. Siswa akan termotivasi
untuk memperbaiki dan itu artinya belajar dengan serius.
Tutor teman sebaya dan
belajar kelompok yang sudah kita kenal baik, ternyata juga terbukti baik pada
penelitian John Hettie. Biayanya murah
dan hasilnya lumayan baik dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar