Sekian waktu lalu, di
blok ini, saya pernah mempertanyakan safety briefing di pesawat. Ingat saya
waktu itu saya naik Lion Air atau Wings Air.
Seperti lazimnya, ketika penumpang sudah naik semua dan pintu pesawat
ditutup dan pesawat mulai bergerak tetapi sebelum masuk runway, pramugari
selali memberikan penjelasan tentang keamanan dalam pesawat yang biasa disebut
safety briefing. Yang saya keluhkan,
penyelasan itu tidak bermakna. Paling
tidak bagi orang setua saya. Mengapa?
Karena disampaikan dengan sangat cepat dan seringkali tidak ada
titik-komanya. Saya yang sehari-hari
menggunakan bahasa Indonesia saja, tidak faham penjelasan itu yang dalam bahasa
Indonesia. Apalagi orang yang dalam
keseharian menggunakan bahasa daerah atau orang asing.
Bukankah selalu
dijelaskan dalam dua bahasa? Bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris?
Betul. Tetapi bahasa Inggrisnya
lebih tidak jelas. Di samping pronunciation-nya
tidak tepat, juga disampaikan dengan sangat cepat dan seperti tidak faham mana
kalimat yang utuh. Itulah sebabnya saat
itu saya mengatakan, sepertinya safety briefing itu sekedar formalitas untuk
memenuhi undang-undang penerbangan sipil.
Mirip orang naik motor menggunakan helm yang tidak ditalikan. Sudah memenuhi undang-undang lalu lintas,
tetapi tidak bermakna bagi keselamatan.
Nah, pagi tanggal 27
April 2019 saya terbang dari Edinbrugh (Skotlandia) ke Malaga (Spanyol)
menggunakan pesawat Jet2.com. Jenis
penerbangan murah (biasa disebut low cost carrier), seperti Lion Air, Citilink
dan sejenisnya. Saya menggunakan
penerbangan itu cari yang murah, apalagi saya terbang dengan istri, anak dan
menantu. Begitu naik pesawat, saya
mencoba mendengarkan safety briefing apakah seperti di Lior Air karena
sama-sama penerbangan murah. Ternyata
tidak. Safety briefing disampaikan
dengan jelas. Saya orang Indonesia yang
sehari-hari berbahasa Indonesia dapat menangkap safety briefing yang
disampaikan dalam bahasa Inggris.
Mengapa berbeda
ya? Itulah yang saya pikirkan atau lebih
tepatnya saya pertanyakan. Apakah itu
terkait dengan aturan di perusahaan penerbangan yang berbeda? Atau itu terkait dengan budaya? Jujur saya tidak faham. Oleh karena itu saya mencoba mengaitkan
dengan beberapa fenomena lain, baik di bandara maupun dalam kehidupan
sehari-hari.
Saya mengamati
pramugari yang menjual makanan dalam pesawat.
Sambil pengin membeli the hangat, karena pukul terbang pukul 06.30
sehingga pukul 04.30 sudah berangkat dari rumah (rumah anak). Sangat pagi untuk ukuran orang
Edinbrugh. Jadi belum sempat sarapan. Namun untuk berhemat, kami membawa roti dan
pisang untuk dimakan di pesawat. Namun
seperti aturan yang lazim di penerbangan internasional, tidak diperbolehkan
membawa cairan lebih dari 100 cc. Jadi
makanan membawa dari rumah, tetapi minuman membeli di pesawat.
Pramugarinya relatif masih
muda dan tidak seperti pramugari di Amerika yang biasanya sudah senior (untuk
tidak menyebut tua), namun pakaiannya sederhana dan salah seorang rambutnya
digelung lucu, mirip dengan gelungan almarhum ibu saya di kampung. Tampilannya ramah dan tampak sekali tidak
terlalu formal.
Ketika mereka lewat
mendorong kereta makanan/ minuman di dekat saya, saya ingin segera pesan the. Namun saya amati mereka membawa catatan dan
hanya berhenti di deretan kursi tertentu.
Kiki, anak saya berbisik pramugari masih melayani penumpang yang sudah
pesan makanan/minuman secara online. Oh,
ternyata soal makanan atau minuman saja harus pesan online jika ingin dapat
duluan atau pasti dapat karena tidak kehabisan….Tunggu cerita kehabisan tiket
kereta. Selesai melayani pesanan online, mereka berkeliling lagi dan penumpang
dapat membeli makanan atau minuman.
Ngomongnya jelas dan mau menjelaskan apa makanan atau minuman yang
dijual.
Ketika pesawat
menjelang mendarat di Malaga, ada penguman sangat menarik. Pramugari mengumumkan 30 menit lagi pesawat
mendarat, penumpang yang ingin ke toilet dipersilahkan sekarang. Kurang 20 menit dan kurang 10 menit pesawat
mendarat pramugari kembali memberi pengumuman dengan setengah bercanda, adalah
yang belum sempat ke toilet. Diminta
menahan dan siap-siap untuk mendarat.
Kesan saya pramugari
di Jet2.com, meskipun pesawat kelas murah, memberikan safety briefing dan penjelasan
lain dengan jelas. Tampaknya mereka
memahami penumpang dari berbagai bangsa, sehingga memerlukan penjelasan dengan
baik. Mungkin pramugari Jet2.com
mementingkan makna penjelasan yang diberikan dan bukan sekedar memenuhi
formalitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar