Judul di atas diambil dari judul artikel di Kompas tanggal 27
April 2015 yang ditulis oleh Prof. Boediono, Wakil Presiden 2009-2014. Sebagai orang yang menekuni pendidikan, saya
mengagumi artikel tersebut. Tulisan
tersebut menunjukkan “kelas Pak Boediono” seorang ekonom yang ternyata memahami
konsep pendidikan secara cukup dalam. Tulisan ini dimaksudkan menyebarluaskan
sekaligus melengkapi tulisan yang sangat bagus itu.
Pak Boediono menjelasan bahwa ada dua temuan baru yang harus
dipertimbangkan, yaitu (1) potensi pemanfaat teknologi, khususnya IT dalam
proses pendidikan, (2) temuan-temuan baru, khususnya dalam bidang neuroscience.
Tentang bagaimana mengoptimalkan IT untuk pembelajaran kini
menjadi topik yang hangat. Saya sering
mengatakan ketika dunia cyber telah menjadi salah satu sumber informasi dan
“mbah Google” telah menjadi tempat bertanya segala macam informasi, maka proses
pendidikan yang selama ini berjalan perlu direnungkan kembali. Era digital
telah menghasilkan e-journal, e-book, wikipedia dan sebagaianya. Ketersediaan informasi tersebut membuat
siapapun, termasuk siswa sangat mudah mendapatkan informasi. Jika di masa lalu guru sebagai pemberi
informasi kepada siswa, saat ini seringkali siswa seringkali lebih tahu suatu
informasi dibanding gurunya.
Di samping informasi, era digital juga menghasilkan berbagai
perangkat lunak yang dapat membantu orang belajar dan bekerja. Praktikum Fisika dan Kimia yang dahulu
dilakukan dengan berbagai percobaan di lab, kini beberapa aspek sudah dapat
diekperimenkan secara “kering” di komputer.
Calon dokter kini sudah dapat mengawali belajar bedah dengan
komputer. Perhitungan rancangan gedung
tinggi yang dahulu menghabiskan energi, sekarang dapat dilakukan dengan
perangkat lunak. Program ways kini
sangat membantu pengemudi mana jalan yang macet dan mana yang tidak macet.
Dengan kondisi tersebut muncul pertanyaan, apakah pola
pembelajaran seperti yang selama ini berjalan masih cocok. Jika dianggap tidak lagi cocok, atau minimal
sudah waktunya disempurnakan, maka pertanyaanya seperti apa “pola pembelajaran
baru” yang kompatable dengan era cyber.
Tentang temuan penelitian dalam neuroscience sebenarnya juga
pernah saya muat ketika baru saja mengikuti presentasi David Sousa di konferensi
Asaihl di NTU Singapore Desember 2014.
Seperti temuan David Sousa, Pak Boediono menjelaskan kalau perkembangan
otak bayi sudah dapat dideteksi sejak dalam kandungan. Kondisi fisik dan psikologis ibu yang sedang
mengandung ternyata berpengaruh terhadap perkembangan otak bayi.
Penelitian neuroscince juga menemukan kalau perkembangan otak
anak (sesudah lahir) berjalan optimal sampai usia 5 tahun, khususnya 2 tahun
pertama. Pada usia lebih dari 5 tahun
terjadi perapian dalam otak anak, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien
dalam berpikir.
Bertolak dari uraian itu Pak Boediono menganalogikan
pendidikan dengan aliran sungai. Jika
ingin air sungai itu jernih, maka langkah yang paling efektif adalah
mengupayakan agar sumber air di hulu bersih. Sejalan dengan itu, Pak Boediono mengusulkan
agar penyiapan generasi unggul dimulai ketika bayi masih dalam kandungan dan
dilanjutkan saat anak-anak di TK dan SD.
Untuk itu perlu ada upaya memenuhi kebutuhan fisik maupun psikologis
untuk ibu hamil. Pendidikan di TK bahkan
pra TK dan SD perlu mendapat perhatian.
Pak Boediono mengandaikan kalau kondisi ibu hamil dapat difasilitasi
dengan baik dan jika pendidikan di PAUD, TK dan SD dapat dilaksanakan dengan
baik, maka pada saatnya kita punya generasi yang unggul.
Kalau kita cermati dengan baik, memang artikel Pak Boediono sangat bagus dan
inspiratif. Namun Pak Boediono belum memasukkan kemana pendidikan itu
diarahkan, seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Ketika teknologi telah menyentuh semua aspek
kehidupan dan hubungan antara pekerjaan dan latar belakang pendidikan semakin
longgar, maka kita perlu bertanya: (1) apa kompetensi yang harus dimiliki oleh
lulusan SD, SMK SMA/SMK, dan PT, sehingga dapat sukses setelah lulus, dan (2)
lebih jauh dari itu, apakah struktur persekolahan seperti yang selama ini sudah
ada masih relevan. Semoga ada teman
yang membahas 2 pertanyaan tersebut.