Tanggal 9 Juli 2019
saya diundang dalam suatu diskusi yang salah satu materinya hasil studi tentang
KKG/MGMP yang disampaikan oleh Prof Anita Lie dari Universitas Katholik Widyamandala
Surabaya. Saya tidak tahu, apakah penelitian
itu terkait dengan program Kemdikbud untuk merevitalisasi MGMP atau tidak. Dengan semboyan MGMP Reborn, tampaknya
Kemdikbud melalui Ditjen GTK ingin menjadikan MGMP (semoga juga KKG) menjadi
wahana utama pembinaan guru menuju guru professional.
Penelitian itu
melakukan observasi dan wawancara dengan pejabat Dinas Pendidikan yang terkait
dengan pembinaan guru, pengurus KKG/MGMP dan para guru. Walaupun tidak menyimpulkan secara tegas,
penelitian itu menemukan banyak KKG/MGMP yang tidak berjalan dengan baik. Pertemuan KKG/MGMP seringkali untuk forum
menyusun RPP secara bersama-sama. Wawancara dengan para stakeholder tersebut
mengungkap bahwa kegiatan MGMP/KKG tidak berjalan dengan baik karena tidak ada
“motor penggerak” yang aktif, karena kesibukan guru dengan tugas sehari-hari,
jarak kegiatan KKG/MGMP yang jauh dari lokasi sekolah tertentu, tidak ada biaya
untuk transportasi, tidak ada biaya untuk operasional KKG/MGMP, kesulitan
mencari nara sumber dan sebagainya.
Saya agak bingung
mendapatkan informasi tersebut. Apakah
betul KKG/MGMP itu tempat guru mendapatkan pengetahuan baru dari nara sumber? Apakah KKG/MGMP itu menjadi semacam pola
pelatihan guru? Setahu saya pelatihan
guru yang selama ini berjalan tidak banyak meningkatkan kemampuan guru dalam
proses pembelajaran. Apalagi akhir-akhir
ini pelatihan guru lebih diarahkan untuk meningkatkan skor UKG yang ternyata
tidak selalu parallel dengan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
Seingat saya KKG/MGMP
itu dikreasi pada akhir tahun 1970an, kalau tidak salah melalui Proyek PKG yang
dibiayai Bank Dunia. Seingat saya pola KKG/MGMP itu mengadopsi apa yang disebut
sebagai PLC (professional learning community) di negara asalnya, baik itu di
Amerika Sekitar maupun negara lainnya.
Di negara asalnya, PLC lebih merupakan wahana bagi guru untuk berbagi
pengalaman dan gagasan bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran yang
dilakukan. Oleh karena itu, saat diminta
memberi tanggapan terhadap presentasi Bu Anita Lie, saya menggunakan metaporan
penggilingan padi. Beras digiling
menjadi putih bukan karena bergesekan dengan mesin penggilingan, tetapi putih
karena bergesekan antar butir beras.
Fungsi mesin giling adalah memutar agar butiran beras saling bergesekan.
Apa maknanya?
KKG/MGMP adalah wahana bagi guru untuk saling belajar, bertukar
pengalaman dan bertukas gagasan. Prinsip
asah, asih, asuh itulah yang perlu diterapkan dalam kegiatan KKG/MGMP. Jadi yang melakukan belajar kelompok tidak
hanya siswa tetapi juga guru. Apakah
dengan demikian tidak diperlukan nara sumber?
Sekali waktu ya, khususnya untuk memecahkan masalah yang para guru tidak
dapat menyelesaikannya sendiri. Atau
ketika ada konsep atau teori baru, yang pada guru sulit memahaminya. Jadi yang wajib adalah belajar bersama,
sedangkan mendatangkan nara sumber sifatnya sunah.
Apakah pemikiran
tersebut dapat berjalan, jika selama ini para guru selalu ingin dilatih atau
diberi pengetahuan oleh nara sumber? Mungkin
cara anak kecil belajar makan dapat sebagai metapora. Jika ingin anak kita dapat makan sendiri,
biarlah dia belajar walaupun mungkin berlepotan dan lama. Jika terus disuapi memang akan bersih dan
cepat selesai makannya, namun akan selamanya anak tersebut tidak bisa makan
sendiri. Biarlah para guru di KKG/MGMP
belajar saling tukar pengalaman dan gagasan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Mungkin pada awalnya tidak lancar
dan memerlukan pendampingan. Namun
secara bertahap mereka akan semakin bisa dan pada saatnya akan lancar. Semoga.
1 komentar:
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut
Posting Komentar