Sabtu, 13 Juli 2019

MGMP ITU IBARAT PENGGILINGAN PADI


Tanggal 9 Juli 2019 saya diundang dalam suatu diskusi yang salah satu materinya hasil studi tentang KKG/MGMP yang disampaikan oleh Prof Anita Lie dari Universitas Katholik Widyamandala Surabaya.  Saya tidak tahu, apakah penelitian itu terkait dengan program Kemdikbud untuk merevitalisasi MGMP atau tidak.  Dengan semboyan MGMP Reborn, tampaknya Kemdikbud melalui Ditjen GTK ingin menjadikan MGMP (semoga juga KKG) menjadi wahana utama pembinaan guru menuju guru professional.

Penelitian itu melakukan observasi dan wawancara dengan pejabat Dinas Pendidikan yang terkait dengan pembinaan guru, pengurus KKG/MGMP dan para guru.  Walaupun tidak menyimpulkan secara tegas, penelitian itu menemukan banyak KKG/MGMP yang tidak berjalan dengan baik.  Pertemuan KKG/MGMP seringkali untuk forum menyusun RPP secara bersama-sama.  Wawancara dengan para stakeholder tersebut mengungkap bahwa kegiatan MGMP/KKG tidak berjalan dengan baik karena tidak ada “motor penggerak” yang aktif, karena kesibukan guru dengan tugas sehari-hari, jarak kegiatan KKG/MGMP yang jauh dari lokasi sekolah tertentu, tidak ada biaya untuk transportasi, tidak ada biaya untuk operasional KKG/MGMP, kesulitan mencari nara sumber dan sebagainya.

Saya agak bingung mendapatkan informasi tersebut.  Apakah betul KKG/MGMP itu tempat guru mendapatkan pengetahuan baru dari nara sumber?  Apakah KKG/MGMP itu menjadi semacam pola pelatihan guru?  Setahu saya pelatihan guru yang selama ini berjalan tidak banyak meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran.  Apalagi akhir-akhir ini pelatihan guru lebih diarahkan untuk meningkatkan skor UKG yang ternyata tidak selalu parallel dengan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

Seingat saya KKG/MGMP itu dikreasi pada akhir tahun 1970an, kalau tidak salah melalui Proyek PKG yang dibiayai Bank Dunia. Seingat saya pola KKG/MGMP itu mengadopsi apa yang disebut sebagai PLC (professional learning community) di negara asalnya, baik itu di Amerika Sekitar maupun negara lainnya.  Di negara asalnya, PLC lebih merupakan wahana bagi guru untuk berbagi pengalaman dan gagasan bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan.  Oleh karena itu, saat diminta memberi tanggapan terhadap presentasi Bu Anita Lie, saya menggunakan metaporan penggilingan padi.  Beras digiling menjadi putih bukan karena bergesekan dengan mesin penggilingan, tetapi putih karena bergesekan antar butir beras.  Fungsi mesin giling adalah memutar agar butiran beras saling bergesekan.

Apa  maknanya?  KKG/MGMP adalah wahana bagi guru untuk saling belajar, bertukar pengalaman dan bertukas gagasan.  Prinsip asah, asih, asuh itulah yang perlu diterapkan dalam kegiatan KKG/MGMP.  Jadi yang melakukan belajar kelompok tidak hanya siswa tetapi juga guru.  Apakah dengan demikian tidak diperlukan nara sumber?  Sekali waktu ya, khususnya untuk memecahkan masalah yang para guru tidak dapat menyelesaikannya sendiri.  Atau ketika ada konsep atau teori baru, yang pada guru sulit memahaminya.   Jadi yang wajib adalah belajar bersama, sedangkan mendatangkan nara sumber sifatnya sunah.

Apakah pemikiran tersebut dapat berjalan, jika selama ini para guru selalu ingin dilatih atau diberi pengetahuan oleh nara sumber?   Mungkin cara anak kecil belajar makan dapat sebagai metapora.  Jika ingin anak kita dapat makan sendiri, biarlah dia belajar walaupun mungkin berlepotan dan lama.  Jika terus disuapi memang akan bersih dan cepat selesai makannya, namun akan selamanya anak tersebut tidak bisa makan sendiri.  Biarlah para guru di KKG/MGMP belajar saling tukar pengalaman dan gagasan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.  Mungkin pada awalnya tidak lancar dan memerlukan pendampingan.  Namun secara bertahap mereka akan semakin bisa dan pada saatnya akan lancar.  Semoga.

1 komentar:

Amisha mengatakan...

Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut