Minggu, 21 Juli 2019

BISNIS SEMINAR DAN JORNAL INTERNASIONAL


Dua hari lalu teman saya posting di grup WA menceritakan kekecewaannya menjadi keynote speaker dalam suatu forum seminar internasional.  Intinya dia mengatakan betapa rendahnya mutu seminar tersebut, dengan memberi contoh makalah yang ditampilkan tidak bermutu dan bahkan ada pemakalah yang tampak sekali tidak menguasai apa yang disampaikan.  Teman tersebut memang seorang idealis.  Dia alumni perguruan tinggi top di Indonesia dan universitas cukup terkenal Amerika Serikat.  Sebelum pensiun, dia seorang pejabat di Lembaga bergensi di negeri ini dan setelah pensiun menjadi konsultan di berbagai lembaga internasional.  Jadi, sangat mungkin beliau menggunakan standar tinggi untuk menilai mutu seminar yang dihadiri.   Apakah faktanya seperti itu?  Saya tidak berani menghakimi.  Namun saya juga ingin berbagi apa yang saya ketahui.

Akhir-akhir ini saya dapat banyak informasi adanya seminar internasional, melalui grup WA atau kadang-kadang dikabari oleh teman melalui wa japri atau email.  Biasanya diberi brosur dana tau link ke web seminar yang dimaksud.  Ketika saya baca, selalu ada kalimat terindex scopus dan selalu ditampilkan siapa yang menjadi keynote speaker.  Biasanya ada satu atau beberapa keynote speaker dari negara lain, walupun kadang-kadang yang bersangkutan sebenarnya orang Indonesia yang menjadi dosen di negara lain atau orang asing yang memang tinggal di Indonesia.



Mencermati tema seminar yang sangat umum seakan semua topik makalah bisa masuk, tenggang waktu antara batas akhir makalah masuk dan pelaksanaan seminar yang pendek, dan peserta seminar yang sangat banyak, saya menjadi bertanya-tanya.  Seperti apa mutu seminarnya.  Apalagi melihat biaya seminar yang cukup tinggi.  Itupun masih ada biaya tambaaahan jika pemakalah ingin makalahnya dimasukkan ke jurnal atau prosiding yang terindeks. Oleh karena itu saya memahami ketika seorang teman mengatakan bahwa sekarang seminar internasional telah menjadi bentuk bisnis baru.  Apa berarti itu jelek?  Belum tentu, karena bisnis itu netral, bisa baik dan bisa jelek.  Tergantung niat dan pelaksanaannya.  Namun yang umum, bisnis selalu mencari keuntungan bagi yang pemiliknya. CATATAN: GAMBAR SAMPING SEKEDAR ILUSTRASI, TIDAK DIMAKSUDKAN UNTUK MENUNJUKKAN SEMINAR TERSEBUT TIDAK BERMUTU KARENA MUNGKIN SAJA SANGAT BERMMUTU.

Apa benar terindeks scopus atau lembaga pengindeks lainnya?  Ternyata tidak selalu.  Tahun 2016 ada seminar di universitas cukup terkenal dan kebetulan tema seminarnya spesifik dan terkait dengan bidang saya. Oleh karena itu saya mendorong teman-teman muda untuk berpartisipasi.  Karena makalah harus berupa hasil penelitian, maka akhirnya hanya dua teman yang bisa ikut.  Nah, tahun lalu (2018) saya ditagih salah satu teman muda karena ternyata prosiding seminar tersebut tidak terindeks scopus, walaupun diterbitkan oleh penerbit cukup terkenal di dunia internasional.  Karena saya yang menyusuh teman muda tersebut, saya mencoba menghubungi panitia mengapa prosiding tidak terindeks scopus seperti yang dijanjikan di web.  Jawabnya muter-muter tetapi intinya, tidak dapat terindeks scopus karena mutu makalahnya kurang baik. Jawaban itu dapat saya fahami, jika melihat tenggang waktu pengumuman, batas akhir pengiriman makalah dan pelaksanaan seminar.



Tidak hanya seminar, tampaknya jurnal internasional juga menjadi juga menjadi lahan bisnis.  Sebenarnya banyak jurnal internasional itu diterbitkan oleh perusahaan dan bahkan lembaga pengindeks seperti scopus juga milik perusahaan. Namun akhir-akhir ini banyak “jurnal internasional” yang agresif mengundang pengirim artikel.  Saya sudah beberapa kali mendapatkan undangan seperi itu via email.  Biasanya setelah saya presentasi di suatu seminar internasional.  Bulan Juni lalu saya juga dapat tawaran seperti itu dengan menunjuk makalah saya di TVET Internasional Conference di Univ Valensia Spanyol. Apakah jurnal seperti itu mirip dengan penyelenggara seminar internasional yang sangat marak akhir-akhir ini?  Saya tidak berani menghakimi walaupun gejalanya mirip. CATATAN: GAMBAR DI SAMPING SEKEDAR ILUSTRASI JURNAL INTERNASIONAL DAN TIDAK DIMAKSUDKAN MENILAI JURNAL TERSEBUT TIDAK BERMUTU, KARENA SANGAT  MUNGKIN BERMUTU TINGGI.

Fenomena ini telah menggeser fungsi seminar, konferensi dan jurnal.  Pemahaman saya, jurnal baik nasional maupun internasional dan juga seminar atau konferensi itu wahana untuk menyampaikan temuan penelitian atau pemikiran dengan harapan dikaji oleh orang lain.  Dikaji untuk dikritisi, dibandingkan dengan temuan lain atau bahkan direplikasi untuk menemukan proposisi sebagai konsep atau teori baru.  Oleh karena itu, sitasi menjadikan ukuran “baik-buruknya” sebuah artikel.  Artikel yang banyak disitasi orang berarti dibaca dan dikutip, baik untuk dikritisi maupun digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya.  Terindeks hanyalah merupakan dampak dari sitasi tersebut dan bukan tujuannya.   Namun gejala terkahir tampaknya telah menggeser keikutsertaan dalam seminar dan pengiriman artikel ke jurnal sekarang banyak untuk mendapatkan poin indeks scopus atau pengindeks lainnya.

Kuatnya keinginan mendapatkan poin dari seminar atau jornal terindeks tersebut yang tampaknya mendorong muculnya “bisnis seminar internasional” dan juga “bisnis jurnal international”.  Bahkan konon sekarang muncul “jasa menyusun artikel untuk jurnal dan makalah untuk seminar internarional”.  Kabar yang saya dapat tarifnya juga berjenjang sesuai reputasi jurnal.  Sekian untuk jurnal yang termasuk Q1, sekian untuk Q2 dan seterusnya.  Dimana ana gula akan muncul semut, ketika ada demand tinggi akan muncul supplier yang menyediakan.  Mungkin metapora itu yang cocok.  Semoga ini semua keliru.

1 komentar:

Lady Mia mengatakan...

KABAR BAIK!!!

Nama saya Lady Mia, saya ingin menggunakan media ini untuk mengingatkan semua pencari pinjaman agar sangat berhati-hati, karena ada penipuan di mana-mana, mereka akan mengirim dokumen perjanjian palsu kepada Anda dan mereka akan mengatakan tidak ada pembayaran di muka, tetapi mereka adalah penipu , karena mereka kemudian akan meminta pembayaran biaya lisensi dan biaya transfer, jadi berhati-hatilah terhadap Perusahaan Pinjaman yang curang itu.

Perusahaan pinjaman yang nyata dan sah, tidak akan menuntut pembayaran konstan dan mereka tidak akan menunda pemrosesan transfer pinjaman, jadi harap bijak.

Beberapa bulan yang lalu saya tegang secara finansial dan putus asa, saya telah ditipu oleh beberapa pemberi pinjaman online, saya hampir kehilangan harapan sampai Tuhan menggunakan teman saya yang merujuk saya ke pemberi pinjaman yang sangat andal bernama Ms. Cynthia, yang meminjamkan saya pinjaman tanpa jaminan sebesar Rp800,000,000 (800 juta) dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa konstan pembayaran atau tekanan dan tingkat bunga hanya 2%.

Saya sangat terkejut ketika saya memeriksa saldo rekening bank saya dan menemukan bahwa jumlah yang saya terapkan dikirim langsung ke rekening bank saya tanpa penundaan.

Karena saya berjanji bahwa saya akan membagikan kabar baik jika dia membantu saya dengan pinjaman, sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman dengan mudah tanpa stres atau penipuan

Jadi, jika Anda memerlukan pinjaman apa pun, silakan hubungi dia melalui email nyata: cynthiajohnsonloancompany@gmail.com dan atas karunia Allah, ia tidak akan pernah mengecewakan Anda dalam mendapatkan pinjaman jika Anda mematuhi perintahnya.

Anda juga dapat menghubungi saya di email saya: ladymia383@gmail.com dan Sety yang memperkenalkan dan memberi tahu saya tentang Ibu Cynthia, ini emailnya: arissetymin@gmail.com

Yang akan saya lakukan adalah mencoba untuk memenuhi pembayaran cicilan pinjaman saya yang akan saya kirim langsung ke rekening perusahaan setiap bulan.

Sepatah kata cukup untuk orang bijak.