Selama 1 minggu berwisata di Edinbrugh, saya mengamati
berbagai hal. Simpulan saya orang
Edinbrugh mampu mengolah sesuatu yang sebenarnya sederhana menjadi sesuatu yang
menarik dan bermanfaat. Seperti yang
saya ceritakan belajar Urban Farming ke Edinbrugh, sebenarnya sederhana saja,
yaitu menanami halaman atau lahan kecil yang kosong dengan sayuran atau tanaman
yang bermanfaat. Karena lahannya kecil,
maka arah tanaman bukan untuk dijual tetapi untuk dikonsumsi sendiri. Anak saya menanam 1 pohon apel, 2 batang
cabai, sekitar 10 batang kentang, 20an bawah putih dan sebagainya, dengan
perhitungan kalau sudah berbuah sudah cukup untuk kebutuhan sendiri.
Ketika mengunjungi toko yang dikelola oleh NGO New Leaf,
dimana Kiki ikut mendirikan, juga sederhana.
Barang yang dijual tidak jauh berbeda dengan toko bahan makanan yang
lain, misalnya beras, sayuran, roti dan sebagainya. Namun semua bahan yang dijual adalah organik
dan dipastikan tidak mengandung pestisida.
Semua barang disebutkan dari negara mana asalnya dan siapa
supliernya. Intinya barang-barang itu
diproduksi oleh petani biasa (kecil) dan bukan konglomerat, karena tujuannya
membantu petani/pengrajin kecil.
Misalnya roti yang dijual adalah roti produksi industri rumah tangga.
Karena tujuannya seperti itu, dalam iklan di websitenya juga
dijelaskan berbagai hal tentang barang yang dijual. Bahkan jika harga barang naik dijelaskan,
misalnya karena beberapa hari tidak ada matahari maka produksi ayam peternakan
kecil turun. Juga dijelaskan kopi
diimport dari negara X dan diproduksi oleh petani wanita agar mereka mampu
menyekolahkan anaknya. Jika diperkirakan
harga barang anak naik atau sebaliknya turun juga dijelaskan dalam web. Intinya toko itu tidak profit oriented,
tetapi membantu petani/pengrajin kecil akan dapat berkembang dan sebalinya juga
membantu pembeli untuk mendapatkan barang yang jelas asalnya dan jelas mengapa
harganya sekian. Dan ternyata toko itu
memiliki pembeli loyal dan bahkan ketika tokonya pernah memerlukan modal
tambahan, konsumen mau meminjami uang tanpa bunga.
Obyek wisata yang disuguhkan oleh Scotland sebenarnya juga
sedehana, tetapi dikemas dan dirawat dengan baik. Taman di kota terawat dengan baik, ada
bangku-bangku panjang untuk duduk yang ternyata sumbangan. Dalam setiap bangku
itu tertulis nama orang atau lembaga penyumbang atau didedikasikan kepada
siapa. Di dekat taman kota ada “demonstasi
orang mengawang” yang semua tahu rahasianya.
Orang itu berbaju karung suwar suwir dengan tangan kiri seakan memegang
tongkat. Saya tahu tongkat itu
sebenarnya batang besi yang dilas di plat besi tebal, tetapi ditutupi dengan karpet
warna hijau. Tongkat itu diberi besi
penyangga untuk bahan orang tersebut, tetapi penyangga itu ditutupi dengan
pakaian dari karung yang suwar-suwir.
Kastil Urquhart yang populer (gb kanan), sebenarnya hanya
reruntuhan kastil yang berada di pulau kecil di pinggiran sebuah danau. Benar-benar hanya reruntuhan karena tinggal
bekas-bekas tembol dan lain-lainnya.
Namun reruntuhan itu dirawat dan dibuat seakan-akan di dalam sebuah
taman. Juga dibuatkan jembatan yang
indah, sehingga pengunjung dalam menyeberang ke pulai itu dengan aman.
Ada lagi stasiun kecil dan difungsikan juga sebagai musium
kereta api. Orang dapat masuk ke ruangan kecil yang disebut musium. Di dalamnya tersimpat barang-barang kuno,
seperti timangan kuno, alat pengatur sinyal kuno dan gambar-gambar yang
menceritikan bagaimana proses pembuatan jalur kereta api di daerah itu.
Di halaman ada gerbong kereta api bekas yang disulap menjadi
restoran (gb kanan). Gerbong
ditumpangkan di atas sepotong rel, sehingga seakan-akan masih tetap jalan. Cat
dan ornamen tetap dipertahankan seperti gerbong aslinya. Hanya bagian dalam, kursi-kursinya diambil
dan disulap menjadi ruangan restoran yang indah. Setiap meja makan diberi lilin, sehingga
terkesan romantis.
Kereta api uap yang sekarang sudah berfungsi karena diganti
dengan kereta listrik, diubah menjadi kereta wisata. Orang dapat berwisa dengan baik kereta api
kuno dan bersuara jes-jes-jes, persis seperti kereta api yang saya lihat jaman dulu. Semuanya serba kuno tetapi dirawat dengan
baik. Barang bekas tetapi justru
dimanfaatkan menjadi sesuatu yang menarik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar