Bahwa bahasa Indonesia
dan bahasa Malaysia memiliki istilah yang berbeda untuk sesuatu yang sama sudah
sering kita dengar. Bahkan sering
digunakan sebagai guyonan. Misalnya
rumah sakit bersalin disebut rumah sakit korban lelaki, angktan darat disebut
pasukan injak-injak bumi, dan seterusnya.
Tentu itu hanyalah kekalar.
Saya juga sudah tahu
kalau ada istilah yang makna di Malaysia dan Indonesia artinya berbeda. Mobil di Malaysia disebut kereta, sejuk itu
artinya dingin, boleh itu artinya dapat, tipex di Malaysia disebut pemadam. Namun
cerita Pak Muhammad Soleh, Konsul di Tawau ini, memang benar terjadi.
Konon ada pembantu laki-laki
baru dari Indonesia yang bekerja di suatu keluarga di Malaysia. Suatu sore sang majikan akan pergi ke acara
tertentu bersama anak-anaknya. Sebelum
pergi, majikan berpesa kepada pembantu barunya “nanti lampu ini dibuka ya”. Sang pembantu menjawab “baik tuan”. Nah, ketika malamnya pulang sang majikan
mendapati lampu ruang keluarga terlepas dan diletakkan di atas meja. Dia kaget dan bertanya “kok lampunya copot,
memangnya kenapa?”. Sang pembantu
menjawab “lho tadi tuan pesan agar lampunya dibuka, jadi ya saya buka dan saya
letakan di meja”. Sang majikan bengong,
demikian juga sang pembantu baru.
Akhirnya, diketahui bahwa di Malaysia “dibuka” itu artinya “dinyalakan”
(switch on). Jadi “nanti lampu ini
dibuka” maksudnya nanti lampu ini dinyalakan.
Konon Pak Solah
sendiri punya pengalaman yang menggelikan ketika baru-baru bertugas di
Tawau. Saat ini ada orang Indonesia yang
sedang diadili karena membunuh anak majikannya.
Seperti biasanya, Konsul RI di Tawau juga punya pengacara orang Malaysia. Nah, ketika sidang selesai sang pengacara
menilpun Pak Soleh yang mengatakan “Pak Konsul, alhamdulillah Fulan mendapat
keringanan hukuman, tidak dihukum gantung melainan dihukum 20 tahun”. “Ditolak masa yang sekarang ini”. Kontak Pak Soleh mengatakan “He jangan
ditolak, itu sudah baik”. Sang pengacara
menjawab: “Harus ditolak Pak Konsul, biar Fulan lebih cepat keluar penjara”. Bingunglah Pak Soleh. Akhirnya baru diketahui, dalam bahasa
Malaysia “ditolak” itu artinya dipotong.
Jadi “ditolak masa yang sekarang ini” artinya dipotong masa tahanan yang
sekarang ini.
Cerita ketiga, konon
Pak Soleh baru-baru saja bertugas di Tawau dan diundang makan malam oleh
beberapa pejabat setempat. Ketika
menjelang berangkat, ada tilpun dari temannya “Pak Konsul ajak isteri yang saya
jemput juga ibu”. Pak Soleh menjawab “tidak
usah Pak, saya berangkat sendiri dengan sopir”.
Kawan tadi terus mengatakan “Jangan pak Konsul, ajak isteri ya. Ibu juga
saya jemput”. Bingunglah Pak Soleh. Akhirnya baru faham “dijemput” di Malaysia
artinya diundang. Jadi maksudnya ibu
Konsul juga diundang.
Masih ada beberapa
istilah lain, tetapi tigas istilah itulah yang menurut saya cukup membingungkan bagi orang yang belum
banyak mengenal Malaysia. Walaupun sudah
beberpa kali ke Malaysia dan sudah tahu beberapa istilah yang memiliki makna
beda, saya juga kaget dengan tiga istiah itu.
Memang kita harus hati-hati, cerita yang sering kita dengan tidak
sepenuhnya benar. Tiga istilah dalam
kelakar di awal tulisan ini tidak betul.
Saya tidak tahu siapa yang mengkreasi, tetapi sudah saya tanyakan ke
teman Malaysia itu tidak benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar