Siapapun yang merasa
sebagai pendidik dan atau sebagai pemerhati pendidikan, saya sarankan membuka
web: www.inibudi.org.
Disitu kita akan menemukan sesuatu yang membuat hati kita membuncah dan
punya harapan tinggi tentang peningkatan mutu pendidikan kita. Mengapa?
Karena, web itu memuat video tentang pembelajaran yang konon dirancang
untuk SD, SMP, SMA dan untuk semua KD (kompetensi dasar). Jadi anak-anak dapat belajar dari video yang
boleh dibuka dan diunduh secara gratis.
Memang saat ini belum semua matapelajaran dan belum semua KD tersedia
videonya. Pengelola web itu juga
mengundang semua orang untuk berkontribusi mengirimkan video yang dibuatnya
untuk membantu agar anak-anak lebih mudah belajar.
Secara pribadi saya
mengacungkan jempol kepada pemilik gagasan serta orang-orang yang merintis web
itu, termasuk juga orang-orang yang berkontribusi pengembangannnya. Mumpung
kita sedang memperingati Hari Pahlawan, menusut saya mereka itu, baik yang
merintis maupun yang mendukung pengembangan web itu, dalam taraf tertentu, layak
disebut pahlawan pendidikan. Bukankah
mereka rela mengorbankan waktu, pikiran dan bahkan uang untuk membantu
anak-anak Indonesia agar lebih mudah dalam belajar.
Namun tulisan ini
tidak dimaksudkan untuk membahasnya dalam kaitan dengan pahlawan, tetapi ingin
mengajar pendidik dan pemerhati pendidikan, tentang substansi web itu. Sebenarnya web seperti bukanlah hal baru. MIT
punya Blossoms (blended learning open sources for science or mathematics studies)
yang menyediakan video tentang berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran
Matematika dan Sains di SMA. Sama dengan
inibudi.org, Blossoms juga dapat dibuka dan diunduh secara gratis. Blossoms juga mengudang semua pihak untuk
berkontribusi.
Di Indonesia juga ada WAPIK
(wahana aplikasi pendidikan dan informasi yang baik), yang pada awalnya
dirintis oleh proyek DBE (Decentralized Basic Education) USAID dan kemudian
bekerjasama dengan Unesa. WAPIK sangat
diminati oleh para guru. Bahkan ketika
WAPIK dipamerkan ke pejabat IDB (Islamic Development Bank), saat itu ada orang
dari Amerika Serikat, Singapore dan Brasil yang sedang online. Artinya program semacam itu telah dikenal dan
diperlukan oleh kalangan luas.
Namun ada yang
membedakan inibudi.org dengan Blossoms dan WAPIK. Blossoms dan WAPIK tidak berorientasi kepada
kurikulum, tetapi lebih menekankan kepada inovasi mereka yang
mengembangkan. Oleh karena itu tidak
dapat dijadikan rujukan sistematik bagi guru dan siswa. Sebaliknya inibudi.org menurut penggagasnya,
disusun atas dasar kurikulum dan diharapkan nantinya memuat semua matapelajaran
dan KD yang ada di kurikulum.
Mengingat anak
sekarang sangat familier dengan ICT, saya menduga web inibudi.org pada saatnya
akan menjadi jujugan anak-anak SD, SMP, SMA dalam belajar. Dan jika konten maupun kemasannya terus
menerus disempurkan, bukan tidak mungkin pada saatnya web semacam inibudi.org
akan “menggantikan” atau paling tidak menjadi “alternatif” pembelajaran di
samping pembelajaran seperti yang selama ini berlangsung di kelas. Bukan tidak mungkin juga akan muncul lembaga
lain yang menyediakan layanan sejenis, sehingga siswa punya banyak pilihan. Bukankah dengan begitu pola pembelajaran akan
segera berubah?
Memang orang dapat
mengatakan, meskipun siswa dapat belajar melalui web inibudi.org atau
sejenisnya, tetapi toh tidak ada ujiannya.
Siswa akan tetap memerlukan sekolah untuk mendapatkan nilai, rapor dan
ijasah. Apa artinya sudah memahami
materi ajar tetapi tidak memiliki bukti formal seperti rapor dan ijasah?
Mari kita ingat
TOEFL. Sertifikat TOEFL yang dikeluarkan
oleh ETS (Educational Testing Service) seringkali lebih dipercaya dibanding
ijasah. Buktinya jika seseorang memiliki
skor TOEFL 550, walaupun mungkin yang bersangkutan lulusan SMA atau perguruan
tinggi ecek-ecek, lembaga pendidikan menganggap yang bersangkutan hebat. Nah, bagaimana kalau besuk ETS juga
menyediakan tes untuk Matematika, Fisika, Ekonomi, Geografi dan
sebagainya? Jangan-jangan skor yang diberikan
oleh ETS lebih dipercara dibanding rapor dan ijasah SD, SMP, SMA. Terus
bagaimana dengan nasib sekolah dan universitas?
Mari kita pikirkan bersama, tampaknya pendidikan memang perlu segera
dibedah dan disesuaikan dengan tuntutan zaman.
Dan itulah tugas menantang bagi pendidik, ahli pendidikan dan pemerhati
pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar