Kalau orang Surabaya mendengar kata pasar loak, saya yakin yang terbayang adalah pasar loak yang ada di dekat Jalan Demak. Pasar barang bekas yang konon apa saja ada. Mulai dari barang yang kecil-kecil seperti spion sepeda motor, baju sampai yang sangat besar, misalnya mesin disel untuk penggilingan padi. Pokoknya lengkap. Jika Anda tidak menemukan barang yang dicari, konon dapat biang kepada penjual mencari barang “ini”, mereka akan berusaha mencarikan dan sangat mungkin dapat.
Seingat saya, pasar
loak seperti itu juga ada di kota-kota lain, walaupun saya belum pernah
menemukan yang sebesar dan selengkap di Jalan Demak. Apa di luar negeri ada? Ternyata juga ada, walupun bentuk dan
ukurannya bervariasi. DI Negeri Belanda
saya pernah menemukan dan kalau tidak salah disebut Flee Market. Di Inggris saya belum pernah menemukan yang
seperti itu. Yang pernah saya temukan dan
bahkan pernah membeli barangnya yaitu di Charity Shop. Konon barang yang dijual di toko seperti itu
merupakan barang bekas yang disumbangkan oleh orang. Mereka pilihi dan layak jual kemudian
dijual. Hasilnya disumbangkan kepada
pihak yang memerlukan.
Apakah di Jerman juga
ada? Semula saya mengira seperti di
Inggris, yang berupa toko yang cukup baik.
Apalagi ketika naik tram dari St Jurgenstasse ke HBF (stasiun sentral)
saya membaca ada toko yang ada tulisannya “second hand”. Namun saya kaget ketika di hari terakhir saya
di Bremen menemukan pasa loak yang cukup besar.
Pada hari terakhir di
Jerman, kami (saya dan isteri) punya waktu lebih setengah hari nganggur. Pesawat kami baru terbang sekitar jam 18,
berarti jam 15 saya baru perlu di bandara.
Jadi mulai bangun pagi sampai jam 14an kami nganggur. Oleh karena itu kami memutuskan untuk
jalan-jalan, apalagi hari Sabtu yang bagi orang Jerman merupakan hari
libur. Kami mencari lokasi yang tidak
terlalu jauh, sehingga memutuskan akan jalan-jalan di sekitar Domside atau city
center. Di daerah itu juga ada Snoor,
yaitu daerah yang konon merupakan lokasi rumah-rumah kuno di Bremen.
Ketika turun dari
tram, hari masih pagi dan matahari baru saja terbit, sehingga kami ingin
jalan-jalan di pinggir sungai. Seperti
pernah saya ceritanya, di pinggir sungai itu ada jalan pavingan selebar
kira-kira 15 m, dh ketinggian sekitar 2 m di bawah jalan raya. Jalan pavingan itulah tempat orang
jalan-jalan. Namun hari itu, keadaan
sangat berbeda. Ketika menuruni tangga
dari jalan raya, kami menemukan pada loak yang cukup besar. Di pinggir jalan pavingan itu dipenuhi
penjuah barang loak, mulai dari baju, celana, jaket dan sejenisnya, juga ada
tas, sepatu dan sejenisnya. Juga ada
orang yang menjual barang-barang golongan seterika, gembok dan sejenisnya. Pokoknya macam-macam barang bekas di jual di
pinggir jalan yang biasanya untuk rekreasi.
Banyak penjual
barang-barang bekas itu yang saya duga orang Turki atau sekitarnya. Juga ada beberapa orang kulit putih yang saya
tidak dapat membedakan orang dari mana itu.
Juga ada beberapa orang yang berkulit gelap. Pembelinya atau orang yang hilir mudik disitu
juga beraman, yang berkulit putih banyak, yang berkulit gelap juga banyak, dan
mirip Timur Tengah juga banyak. Orang
Asia tidak terlalu banyak, karena memang kabarnya orang Asia yang tinggal di
Bremen tidak banyak.
Bagaimana kondisi
barangnya? Menurut saya relatif
baik-baik. Pakaian misalnya, jaket yang
dijual masih sangat baik. Kalau kita
beli mungkin orang tidak tahu kalau itu barang bekas. Sepatu juga banyak yang baik, demikian pula
tas. Yang tampak kalau itu barang bekas
adalah yang golongan dari besi, seperti kunci, seterika dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar