Seperti
saya ceritakan terdahulu, tanggal 22-23 April 2013 saya mengikuti pembentukan Consortium of Asia Pacific Education
Universities (CAPEU) di Kualalumpur.
Setelah selesai acara, saya ingin bertemu dengan pimpinan UPSI
(Universiti Pendidikan Sultan Idris).
Toh pada hari kedua, acara dilaksanakan di kampus UPSI, sehingga tidak
terlalu sulit mengatur perjalanan. Oleh
karena itu saya mohon bantuan Prof. Qismullah untuk mengatur pertemuan
tersebut. Kebetulan Prof. Qismulah
adalah orang yang mengatur acara dan saya sudah lama kenal beliau.
Di
sela-sela acara hari kedua, saya sempat berdekatan dengan Vice Chacellor UPSI,
Prof. Dato Zakaria bin Kasa dan Prof. Qismullah, dan Dato mengusulkan pertemuan
dilakukan hari itu juga, setelah sacara CAPEU selesai. Nah, setelah acara selesai dan para tamu
telah pulang, kami berempat menuju kantor Dato Zakaria. Jarak antara tempat acara dengan kantor Dato
lumayan jauh, walaupun keduanya dalam kampus.
Prof
Dato Zakaria, saya dan Pak PR-4 dalam satu mobil, sedangkan Prof Zakaria di
mobil lain. Saya dan PR-4 tidak berani
masuk, karena bingung dimana harus duduk. Kan, Dato Zakaria itu bangsawan dan
budaya Malaysia kan “agak feodal”. Ternyata
Dato, minta saya dan Pak PR-4 duduk di belakang, sedangkan dia duduk di depan
di samping sopir. Kami berdua jadi
kikuk. Untungnya perjalan hanya
sebentar. Itulah pelajaran pertama yang
kami dapat dari kerendahan hati pejabat UPSI.
Diskusi
di ruang Dato Zakaria berjalan santai.
Dua topik yang saya ajukan terselesaikan dengan baik dan cepat. Setelah itu tinggal ngobrol tentang berbagai
hal. Khususnya dengan pola manajemen di
UPSI, yang bagi kami sangat khas.
Misalnya tentang posisi chancellor. Seperti diketahui, universitas di Malaysia
“meniru” pola Inggris. Pimpinan
tertinggi disebut chancellor, yang
biasanya dijabat oleh raja atau keluarga kerajaan. Chacellor, sebenarnya lebih sebagai simbul, karena sehari-hari
universitas dipimpin oleh vice chancellor. Namun keputusan penting ditentukan oleh chancellor dan upacara penting harus dipimpin oleh chancellor. Di UPSI chancellor dijabat oleh menantu Sultan Perak, karena Sultan,
Permaisuri dan Putra Mahkota sudah menjadi cancellor
di universitas lain.
Acara
wisuda, yang di Malaysia disebut convocation,
waktunya ditentukan oleh chancellor,
karena dia harus hadir. Minimal pada
hari pertama kalau wisuda berlangsung beberapa hari. Itulah yang kasus menimpa
Dr. Yoyok Susatyo, dosen Unesa yang menempuh S3 di UPSI. Pak Yoyok dinyatakan
lulus tahun lalu. Namun, karena
kesibukan Chancellor sampai saat ini
belum ada wisuda. Direncanakan baru ada
nanti bulan September 2013. Itupun kalau
Chancellor bisa. Surat permohonan yang diajukan konon belum
mendapat jawaban dari kantor Chancellor.
Setelah
selesai diskusi dan ngobrol tentang berbagai hal, kami pamit untuk kembali ke
hotel. Ternyata Prof. Qismullah sudah
memesankan hotel di dekat kampus untuk kami berdua. Namun, karena kami sudah punya kamar di
Kualalumpur, jadi kami mohon maaf tidak dapat menggunakan kamar hotel yang
dipesankan Prof. Qismullah. Itulah
pelajaran kedua, kami dipesankan hotel, pada hal kami tidak memesan. Pejabat UPSI memesankan, karena acara
berlangsung sampai sore dan jarak kampus UPSI ke Kualalumpur sekitar 2 jam.
Pak
Yoyok sudah mencarikan mobil untuk kami kembali ke Kualalumpur. Namun Prof.
Qismullah dan Dekan Fakulti Pendidikan (Prof Noor Syah) sudah siap mengantarkan
juga. Kami memutuskan menggunakan mobil
UPSI, untuk menutupi kekecewaan yang mungkin terjadi akibat kami tidak
menggunakan hotel yang sudah dipesan.
Setelah
beberapa saat mobil datang, ya ampun, ternyata mobil tersebut disopiri sendiri oleh
Prof. Noor Syah (Dekan Fakulti Pendidikan) dan Prof. Qismullan duduk
disampingnya. Jadilah saya dan PR-4
seperti bos duduk di bekalang. Saya
sangat kikuk, tetapi mereka berdua mendesak kami masuk mobil untuk segera
berangkat. Dapat dibayangkan Dekan
Fakulti Pendidikan UPSI mengantar kami berdua ke Kualalumpur dengan perjalanan
sekitar 2 jam dengan jalan tol panjang.
Pelajaran ketiga, yang mencengangkan saya.
Kerendahan
hati pejabat UPSI, mulai dari Vice
Chancellor (Prof. Dato Zakaria bin Kasa), Dekan Fakulti Pendidikan (Prof
Noor Syah) dan Prof. Qismullah, rasanya justru meningkatkan “derajat” mereka
dimata saya. Semoga kita dapat
menirunya.
1 komentar:
0=482=111 saya sangat bersyukur kepada allah karna melalui bantuan MBAH KABOIRENG dan kini kehidupan saya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,ingat kesempatan tdk akan datan untuk yg kedua kalinya.. KLIK TOGEL 2D 3D 4D 6D DISINI
saya ingin berbagi cerita kepada semua teman-teman bahwa saya yg dulunya orang yg paling tersusah,walaupun mau makan itu pun harus hutang dulu sama tetangga dan syukur kalau ada yg mau kasi,semakin aku berusaha semakin jauh juga pekerjaan dan selama aku ingin berbuat baik kepada orang lain semakin banyak pula yg membenci saya karna saya cuma dianggap rendah sama orang lain karna saya tidak punya apa-apa,dan akhirnya saya berencana untuk pergi mencari dukun yg bisa menembus nomor dan disuatu hari saya bertemu sama orang yg pernah dibantu sama MBAH KABOIRENG dan dia memberikan nomor MBAH KABOIRENG,dia bilan kepada saya kalau MBAH KABOIRENG bisa membantu orang yg lagi kesusahan dan tidak berpikir panjang lebar lagi saya langsun menghubungi MBAH KABOIRENG dan dengan senan hati MBAH KABOIRENG ingin membantu saya,,alhamdulillah saya sudah menang togel yg ke5 kalinya dan rencana saya bersama keluarga ingin membuka usaha dan para teman-teman diluar sana yg ingin seperti saya silahkan hubungi MBAH KABOIRENG di 085=260=482=111 saya sangat bersyukur kepada allah karna melalui bantuan MBAH KABOIRENG dan kini kehidupan saya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,ingat kesempatan tdk akan datan untuk yg kedua kalinya.. KLIK TOGEL 2D 3D 4D 6D DISINI
Posting Komentar