Tanggal
12 April 2013 Unesa punya gawe besar, yaitu meresmikan hutan kota. Peresmian dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur
dengan menandatangani prasasti serta melepaskan balon. Selain dihadiri oleh sivitas akademika Unesa
dan Gubernur beserta ibu, acara tersebut juga dihadiri oleh Sekda Jawa Timur
yang sekaligus merangkap Ketua IKA Unesa beserta ibu, Walikota Surabaya, wakil
dari Polda Jawa Timur, wakil dari Kodam Brawijaya, Bank BTN, Bank BNI, pada asisten
Sekda Jawa Timur, Kepala Dinas Kehutanan dan Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur,
serta masyarakat sekitar kampus. Acara sangat meriah dan didahului dengan jalan
sehat keliling kampus.
Gagasan
membuat hutan kota, dilandasi oleh pemikiran bahwa kota Surabaya sudah
berkembang menjadi kota metropolitan yang dipenuhi dengan mal dan
bangunan-bangunan lainnya. Lalu lintas
sangat padat dan cenderung macet pada jam-jam berangkat dan pulang kantor. Juga masih banyak industri di beberapa
daerah. Dapat dibayangkan betapa pekatnya
polusi di kota Surabaya. Oleh karena itu
diperlukan hutan kota yang dapat berperan sebagai paru-paru bagi kota Surabaya.
Tentu
tidak mudah untuk mendapatkan lahan luas di tengah kota untuk dijadikan
hutan. Jika ada tentu tidak banyak atau
bahkan tidak ada yang merelakan. Apalagi
instansi bisnis. Bukankah nilai ekonomi lahan di kota sangat tinggi. Pengamatan saya tidak ada instansi pemerintah
yang memiliki lahan cukup luas. Kebun
Binatang saja konon sudah diincar investor untuk diubah menjadi kawasan
bisnis. Kebut Bibit di kawasan Bratang
konon juga diperebutkan antara Pemkot Surabaya dengan pihak swasta. Kompleks Marinir di Gubeng juga sudah berubah
menjadi mal besar. Kawasan Adityawarman
kini juga sudah menjadi mal.
Lahan
kampus Unesa di Lidah luasnya 83 HA dan berada di daerah bisnis yang strategis
serta perumahan mewah. Surabaya Barat
tampaknya akan menjadi daerah bisnis dan hunian yang luas. Saya menduga pada saatnya akan menjadi daerah
dengan lalu lintas sangat padat dan mungkin juga bising. Oleh kaena itu kami memutuskan untuk
mendedikasikan sebagian lahan untuk hutan.
Luas
lahan untuk hutan sebesar 4,2 HA. Lahan
tersebut dibagi menjadi zona-zona yang masing-masing zona akan ditanami
berbagai jenis tanaman. Tanaman di hutan
akan terdiri dari 210 jenis dengan ratuan varietas dengan jumlah pohon sebanyak
3.756 batang. Diharapkan nanti akan
menjadi hutan kota yang lengkap koleksi tanamannya. Permulaan penanaman hutan
kota sebenarnya telah dimulai tahun lalu oleh Walikota Surabaya, Ibu Risma,
yang menanam pohon bisbul atau mertego dan oleh Rektor Unesa yang menanam pohoh
kenari. Dua pohon tersebut kini sudah
tumbuh bagus.
Hutan
tersebut bukan hutan kampus, tetapi hutan kota di kampus. Memang, lahan hutan tetap milik Unesa. Tetapi fungsi hutan bukan semata-mata untuk
kepentingan warga Unesa, tetapi untuk warga kota Surabaya. Hutan kota tersebut
diharapkan memiliki tiga fungi sekaligus dan itu yang menjadi moto hutan kota
di kampus Unesa, yaitu KOSERVASI, EDUKASI, REKREASI. Hutan tersebut diharapkan menjadi tempat
konservasi berbagai tanaman asli Indonesia, sekaligus sebagai paru-paru kota
dan tempat penyimpanan air. Oleh karena
itu akan ditanam berbagai jenis tanaman asli Indonesia yang sudah mulai
langka. Misalnya pohon Pulai yang
ditanam oleh Gubernur Jawa Timur, pohon bisbul atau mertego yang tahun lalu
ditanam oleh Walikota Surabaya, pohon kenari yang tahu lalu ditanam oleh rektor
Unesa. Berbagai pohon langka sedang
disiapkan seperti pohon rukem, mundu dan sebagainya. Dinas Kehutanan Jawa Timur dan Dinas
Pertanian Kota Surabaya menyatakan siap memasok berbagai tanaman langka.
Fungsi
edukasi dimaksudkan agar hutan kota tersebut nanti menjadi tempat anak-anak
seusia SD dan SMP belajar IPA-Biologi.
Mereka dapat melihat dan mempelajari secara langsung berbagai tumbuhan
yang mungkin sulit jika hanya belajar dari gambar. Akan dirancang semacam Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang diberikan kepada siswa yang mengunjungi hutan tersebut. Melalui LKS tersebut siswa dipandu mempelajari
berbagai tumbuhan. LKS tersebut
diharapkan dapat diintegrasikan dengan pelajaran IPA Biologi di sekolah. Unesa akan sangat senang, jika dalam
merancang LKS dapat bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan para guru.
Fungsi
rekrisasi dimaksudkan untuk warga Unesa, khususnya mahasiswa, anak-anak sekolah
dan masyarakat luas, dapat menggunakan hutan tersebut untuk tempat
rekriasi. Oleh karena itu, hutan akan
dilengkapi dengan danau kecil, lahan terbuka untuk aktivitas anak-anak dan
sebagainya. Mahasiswa dapat santai
bercengkerama di tempat terbuka di hutan tersebut. Akan dipasang WIFI sehingga mahasiswa juga
dapat belajar dan mengakses internet di area hutan.
Disain
hutan dibuat menyerupai pohon bakau.
Jika dilihat dari udara akan tampak pohon bakau dengan akar-akar yang
kokoh, serta dahan dan rantingnya.
Pohon, akar, dahan dan ranting tersebut sebenarnya jalan-jalan utama,
berupa jalan paving dan jalan setapak
dalam hutan yang berupa blok-blok beton.
Sedangkan rimbunnya daun bakau digambarkan dengan tanaman di hutan.
Ketika
memberi laporan, saya berkelakar bahwa konon harga tanah di sekitar kampus
Unesa Lidah 10 juta/m2. Berarti dengan
membangun hutan seluas 4,2 HA Unesa mendedikasikan lahan seharga 420 Milyar
untuk kota Surabaya. Semoga pihak lain terdorong
untuk berperan serta mengembangkan hutan kota tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar