Siapa
Prof Budi Darma seperti tidak perlu dijelaskan.
Para budayawan, sastrawan dan akademisi tentu mengetahui. Beliau adalah guru besar bidang satra di
Universitas Negeri Surabaya, mantan rektor IKIP Surabaya (sekarang menjadi
Unesa), budayawan, novelis, cerpenis dan entah berapa predikat yang beliau
miliki. Dan baru saja beliau terpilih
sebagai salah satu akademisi berdedikasi sekaligus cerpen beliau terpilih
menjadi yang terbaik.
Ketika
saya sedang di Jakarta beberapa hari lalu, tiba-tiba beliau sms memberi tahu
kalau tulisan saya dimuat Jawa Pos.
Sms-nya dengan bahasa Jawa halus bernada pujian. Kurang lebih isinya “tulisan panjenengan wonten
Jawa Pos sae sanget”. Saya sungguh “tersanjung”
mendapat sms tadi. Bayangkan seorang “begawan”
bidang sastra memuji tulisan saya.
Walaupun saya sadar dan yakin sms itu lebih banyak bernuasa motivasi.
Sebenarnya
saya bingung karena tidak merasa mengirim tulisan ke Jawa Pos. Saya baru mengerti ketika mendapat sms tentang
itu dari Pak Choiri yang menyebutkan bahwa tulisan saya tentang Iqra sebagai
modal penting pengembangan generasi muda muslim. Oh, jadi itu lebih merupakan wawancara Mas
Chudori, wartawan Jawa Pos, yang mungkin diolah menjadi artikel. Saya mencoba membuka Jawa Pos online tetapi
hanya dapat membaca judulnya saja. Ya
sudah. Seingat saya, saya menjelaskan
bahwa bagi umat muslim belajar itu kuwajiban karena itu termaktub dalam ayat Al
Qur’an yang pertama kali turun. Jadi
yang perlu dipuji sebenarnya Mas Chudori.
Saya
memahami kata “iqra” bukan sekedar membaca
dalam arti membunyikan huruf. Dan juga
bukan sekedar membaca suatu teks. Iqra
berarti belajar dengan membaca, mengamati dan menganalisis segala sesuatu di
alam raya ini. Dengan catatan harus
diniati untuk ibadah untuk kemaslahatan umat, karena yang diperintahkan adalah “membaca
dengan nama Tuhan”. Artinya mempelajari
segala sesuatu dengan tujuan beribadah, yaitu menggunakan pengetahuan hasil
belajar tadi untuk kemaslahatan umat manusia.
Apakah
ungkapan itu yang dianggap baik oleh Pak Budi Darma? Terus terang saya tidak tahu. Beliau kan penulis hebat dan jujur saya seringkali
sulit memahami pesan yang terkandung di dalamnya. Waktu masih muda dan mengaguminya, saya
berusaha membaca novel beliau, namun sulit menangkap pesan di balik itu. Mungkin kepekaan sastra saya terlalu rendah. Atau daya imajinasi saya yang terlalu rendah.
Lebih
dari itu kadang-kadang saya juga sulit memahami keseharian beliau. Biasanya budayawan atau sastrawan itu
nyentrik. Misalnya seperti Emha Aiun
Najib dan Sutarji Chalsom Bachri. Paling
tidak seperti Gus Mustofa Bisri atau Taufik Ismail. Namun keseharian Pak Budi Darma tidak berbeda
dengan dosen pada umumnya. Biasanya
beliau berbaju lengan pendek dengan warna putih atau abu-abu dan
dimasukkan. Rambutnya dipotong pendek
dan disisir rapi. Jadi yang tidak kenal
tidak akan mengira kalau beliau itu seorang budayawan kelas wahid.
Sekian
tahun lalu saya pernah menanyakan hal itu kepada beliau. Saat itu (pertengahan tahun
1990an) saya bersama beliau di Makasar ikut suatu acara. Kebetulan naik becak bersama, sehingga saya
berkesempatan menanyakan mengapa cara berpakaian beliau tidak seperti seniman
pada umumnya. Jawabnya sungguh
mengagetkan. Kira-kira: “saya tidak perlu berpakaian seperti itu”. Hanya itu jawabnya dan sepertinya tidak ingin
ditanya lagi. Lagi-lagi saya sulit untuk
menangkap apa maksudnya. Saya hanya
menebak-nebak, mungkin beliau tidak perlu berpakaian nyentrik, yang penting
hasil karyanya dan bukan tampilan luarnya.
Apa
yang dapat dipelajari dari Pak Budi Darma?
Menurut saya paling tidak ada tiga hal.
Pertama,
kesederhanaannya. Beliau sangat
sederhana. Cara berpakaian dan bahkan
cara menyampaikan pendapat. Seingat saya
kalau rapat jarang sekali beliau berbicara.
Namun begitu berbicara selalu mengungkapkan hal-hal yang penting dan
biasanya peserta lain diam. Mungkin
beliau berprinsip kalau berbicara harus yang penting, kalau tidak lebih baik
diam.
Kedua, sangat menghargai orang lain. Contoh diatas, yaitu mengirimkan sms untuk
memuji tulisan saya, walaupun saya yakin itu kebih bernuasa motivasi. Juga dalam pergaulan keseharian di
kampus. Tidak menonjolkan diri, walaupun
semua warga Unesa tahu siapa Budi Darma.
2 komentar:
Pak Budi dan Pak Muchlas, dua Profesor yang saya kagumi.
Salam hormat selalu.
PERMAINAN ONLINE TERBESAR DI INDONESIA
Website paling ternama dan paling terpercaya di Asia ^^
Sistem pelayanan 24 Jam Non-Stop bersama dengan CS Berpengalaman respon tercepat :)
Memiliki Banyak Permainan yang digemari oleh Penggemar Online
SPORTBOOK
LIVE CASINO
TOGEL
POKER DOMINO
SLOT
Promo Yang Berlaku Di LIGA BINTANG
HOT PROMO :
- Bonus Deposit 10% (max 100 rb) Minimal TO 3x
- Bonus Cashback Mingguan Di Sportbook 5% - 15%
- Bonus Refrensi 2,5% Seumur Hidup Di Permainan Sportbook
- Bonus Rollingan Casino 0.8%
- Bonus Rollingan Poker 0.2%
- Bonus Cashback Togel 3%
- Bonus Rollingan Mingguan Sportbook Refferal 0,1%
Discount 4D : 66.00% , 3D : 59.5.00% , 2D : 29.5.00%
Kombinasi = 5%
Shio = 12%
Colok Angka (1A) = 5%
Colok Macau (2A) = 15%
Colok Naga (3A) = 15%
Colok Jitu = 8%
Contact Us
Website : ligabintang88.net
WA : +62 812 8805 4524
Instagram : cs2_ligabintang
Posting Komentar