Seminggu ini rumah
kami semarak sekali. Tepat hari Idul
Fitri, Jum’at 17 Juli 2014 sore anak buncit saya, Lala mudik ke rumah bersama
suami dan anaknya. Jadi sudah seminggu
ini si cucu, Freya sudah satu minggu di rumah.
Freya Keynara Albisatiyo baru berusia empat bulan lebih sedikit, karena
dia lahir tanggal 13 Maret 2015. Sudah
bisa tengkurap dan sungguh sangat lucu dengan segala tingkahnya.
Menyongsong kedatangan
Freya, saya dengan istri sibuk menyiapkan apa yang mesti disediakan. Kami membeli tempat mandi bayi, minyak telon,
waslap, sabun bayi, sampo bayi, ember tempat pakaian kotor, ember tempat popok
bekas, dan masih banyak lagi. Kami mencari
toko yang menjual perlengkapan seperti itu dan ternyata yang ada di daerah
Kertajaya. Maklum sudah 25 tahun tidak
punya anak kecil, sehingga bingung tidak tahu toko mana yang menjual
perlengkapan bayi.
Walaupun sudah mebuat
daftar perlengkapan yang harus disediakan, pas hari kedatangan ternyata masih
ada yang terlewat, yaitu termos. Jadinya
menjelang berangkat ke Juanda untuk menjemput Freya, kami harus dapat membeli
termos. Untunglah, walaupun hari Idul Fitri, Giant di Margorejo tetap buka,
sehingga kami mendapatkan termos yang diinginkan.
Hari itu kami seperti
jatungan. Mengapa? Karena hari Kamis, bandara Juanda ditutup
akibat abu Gurung Raung. Untunglah Jum’at mulai pukul 09 dibuka, sehingga kami
sangat senang. Sekita pukul 15an Lala
tilpun memberi tahu kalau sudah menunju bandara Cengkareng dan beberapa saat berikutnya
tilpun lagi memberi tahu kalau sudah check in dan menunggu di ruang
tunggu. Sekitar jam 17.40an Lala tilpun
lagi memberi tahu kalau boarding.
Nah, saat ini saya
sedang menonton TV dan mendengar siaran kalau ada NOTEM yang artinya bandara
Juanda akan ditutup lagi. Dalam hati
saya berdo’a moga2 Lala, Bim dan anaknya tetap dapat terbang. Namun sekitar 30 menit lagi Lalam tilpun
mengabarkan kalau pesawat tidak jadi berangkat, karena Juanda ditutup.
Saya diskusi dengan
istri bagaimana sebaiknya. Kasihan kalau
Freya terlalu lama di bandara, sehingga saya sarankan Lala, Bim dan Freya
pulang saja. Kapan-kapang saja ke
Surabaya, kalau bandara Juanda sudah dibuka.
Walaupun kecewa, saya tenangkan pikiran, lebih baik yang tua kecewa
tetapi bayi tidak capek.
Ketika mengira Lala,
suami dan Freya sudah pulang ke Pamulang, ternyata Lala tilpun lagi mengabarkan
kalau boarding lagi. Tidak yakin kalau
benar-benar terbang, Lala pesan kalau 30 menit tidak tilpun berarti jadi
terbang dan saya harus menjemput ke Juanda.
Kami menunggu 30 menit itu dengan berdebar-debar. Pukul 20.30, artinya sudah lebih 30 menit
dari Lala tilpun tadi, dan tidak ada tilpun lagi, kami menyimpulkan Lala, suami
dan Freya terbang, sehingga kami segera meluncur ke Juanda. Di perjalanan saya pesan kepasa istri agar HP
kami tetap hidup, agar kalau ada tilpun dari Lala kami segera tahu. Sampai kami tiba di Juanda tidak ada tilpun.
Begitu sampai di
Juanda kami segera mencari informasi apakah bandara dibuka dan apakah ada
pesawat yang datang. Alhamdulillah ternyata bandara buka dan ada pesawat yang
landing. Kami tenang dan segera masuk ke
ruang tunggu. Karena tidak tahu pasti
nomor penerbangan yang diikuti Lala, Bim dan Freya, karena beberapa kali
tertunda, maka saya hanya melihat Garuda yang datang dari Jakarta. Ternyata ada dua penerbangan Garuda yang
hampir bersamaan, sehingga kami yakin mereka berada di salah satunya.
Begitu melihat Bim,
suami Lala kami sangat gembira. Apalagi kemudian terlihat Lala mengendong
Freya. Segera kami minta Lala keluar
agar Freya dapat kami gendong, sementara mereka berdua mengurus bagasi. Sungguh sangat senang, karena sudah hampir 3 minggu
tidak ketemu Freya.
Begitu senangnya,
isteri saya terus memeluk Freya. Bahkan
ketika Lala dan Bim sudah keluar dengan mendorong begasi, tetap saja Freya
digendong, sedangkan Lala berjalan di sampingnya. Dalam perjalanan pulang, Freya tetap dipangku
isteri saya, sambil mendengarkan cerita bagaimana susah payahnya penerbangan ke
Surabaya. Sampai dirumah sudah sekitar
pukul 23, tetapi Freya masih bangun.
Kami terus menunggui sampai Freya tidur. Setelah Freya tidur, kami masuk
kamar dan tidur dengan perasaan sungguh lega.
Cucu datang ber-Idul Fitri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar