Lembaga ketiga yang
kami kunjungi di Seoul adalah Korea Animation High School (KAHS), semacam SMK
yang memiliki program khusus bidang animasi.
Sekolah ini terletak di sedikit pinggiran kota Seoul. Lokasinya persis sebuah hook , sehingga
memiliki dua pintu yaitu pintu depan dan pintu samping. Gedungnya sangat besar
dan mewah. KAHS punya asrama, ruang
belajar untuk setiap siswa, ruang theater untuk memutar film atau ceramah yang
dapat menampung seluruh siswa, fasilitas olahraga maupun musik. Pokoknya sarananya sangat bagus.
KAHS memiliki empat
jurusan yaitu TV & Film, Cartun, Animation, Games Program dengan jumlah siswa
300 orang, 36 guru. Jumlah siswa per rombel 25 orang. 19 orang merupakan guru bidang mayor, mirip
guru produktif di Indonesia. Semua guru
berlatar belakang S1, sesuai dengan persyaratan di Korea Selatan. Guru bidang mayor
wajib memiliki pengalaman di industri.
Kami diterima oleh
Kepala Sekolah, dua orang guru dan satu siswa.
Ruang penerimaan sangat unik, dengan tata letak kursi melingkar
mengelilingi meja bundar yang sangat besar.
Kursinya kursi duduk seperti sofa di Indonesia. Begitu kami datang, di atas meja di depan
tempat duduk kami sudah ada setumpuk buku
tentang KAHS, setumpuk CD contoh hasil kerja siswa dan teh dingin. Tampak sekali KAHS sangat siap menerima
rombongan kami.
Seperi tradisi Korea
Selatan (mungkin) acara penerimaan diawali dengan pidato singkat darii Kepala
Sekolah dan dilanjutkan dengan pemutaran film tentang KAHS. Sayangnya semua menggunakan bahasa
Korea. Seorang guru bahasa Inggris yang
masih muda bertugas menjadi penterjemah.
Mendapati situasi seperti itu, kami memutuskan yang mewakili rombongan
memberikan sambutan Ibu Ir. Puji Lestari-pejabat di Kemdikbud dan diterjemahkan
oleh Mas Wahyu-local guide selama kami di Seoul. Tanya jawab dilakukan dalam bahasa Inggris
dengan penterjemah guru bahasa Inggris dibantu siswa kelas 1 yang bahasa
Inggris-nya sangat bagus, karena pernah tinggal di Kansas-USA selama 10 bulan.
Ada hal-hal yang
menarik dari KAHS yang ingin saya bebagi dengan pembaca. Pertama, KAHS merupakan sekolah negeri sehingga gratis. Sebagai
sekolah spesialisasi, memang KAHS mendapat dukungan biaya besar dari pemerintah.
Walaupun tidak ada penjelasan tentang berapa biaya operasional KAHS, tetapi
saya menduga sangat besar untuk membiayai praktek dengan sarana yang cukup
canggih.
Kedua, persaingan masuk KAHS sangat ketat sehingga hanya mereka yang pandai
yang dapat masuk. Siswa yang ikut
mendampingi waktu acara penerimaan kami, harus kursus selama satu tahun untuk
dapat lulus tes. Pada hal, bahasa
Inggrisnya sangat bagus. Tes masuk tidak
hanya yang terkait dengan pelajaran di SMP, tetapi juga yang terkait dengan
jurusan yang diambil-misalnya menggambar. Menurut guru bahasa Inggris yang
mendampingi kami saat berkeliling melihat fasilitas sekolah, siswa KAHS
cerdas-cerdas.
Ketiga, siswa harus kerja keras di KAHS. Tugas-tugas di KAHS sangat banyak,
sehingga siswa harus kerja keras.
Pelajaran selesai pukul 16. Tetapi
setelah itu siswa ikut pelajaran ekstra, sesuai jurusan dan mintanya. Di samping itu, mereka wajib belajar mandiri
di ruang yang telah disediakan dan setiap siswa mendapat jatah meja, kursi, rak,
layaknya mahasiswa S3 di negara maju.
Belajar mandiri berakhir pada jam 21 dan setelah kembali ke asrama
tetapi pada umumnya mereka masih harus menyelesaikan tugas-tugas yang umumnya
sampai pukul 24 atau bahkan sampai 01 dinihari.
Hanya dengan cara itu siswa dapat menyelesaikan tugas-tugas yang sangat
banyak dari sekolah.
Ke-empat, setiap siswa harus menghasilkan sebuah produk sebelum lulus. Produk sesuai dengan jurusan yang
ditempuh. Saya menerima sebuah buku
komik kartun setebal 545 halaman yang merupakan tugas siswa dan juga sebuah CD
berupa games hasil karya siswa. Keduanya
sangat bagus. Oleh karena itu pantas, jika setelah lulus atau bahkan sebelum
lulus banyak siswa yang menghasilkan karya yang laku dijual ke industri.
Kelima, gaji guru setara dengan karyawan di Samsung yang selevel. Saat saya bertanya bagaimana KAHS mendapatkan
guru yang pandai dan berpengalaman di industri, ternyata ketemu kuncinya yaitu
gaji guru yang sangat bagus, setara dengan di industri besar. Guru bahasa Inggris yang mendamping kami, menjelaskan
kebijakan itu belum terlalu lama. Ibu
dia yang dulu juga seorang guru belum menerima gaji sebaik sekarang. Akibat dari kebijakan baru itu, kini banyak
anak muda yang ingin jadi guru sehingga persaingan masuk ke Teacher College
sangat ketat.
Ke-enam, guru di sekolah swasta dibayar oleh pemerintah sebesar rekannya di
sekolah negeri dan seleksi masuknya juga dikendalikan oleh pemerintah. Ini sungguh mengagetkan. Ketika saya bertanya, bagaimana dengan guru
di sekolah swasta, dijawab bahwa mereka diperlakukan persis di sekolah negeri.
Apakah itu yang
menyebabkan lulusan KAHS sangat bagus dan terkenal di Korea Selatan? Apakah itu yang menyebabkan Korea Selatan
memiliki anak-anak muda yang ahli dalam animasi? Jujur saya tidak tahu jawabannya. Namun yang pasti, ke enam informasi itu layak
untuk direnungkan sebagai bahan banding ketika kita ingin menyiapkan tenaga
terampil tingkat menengah. Semoga kita
menjadi pebelajar yang baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar