Kami
punya waktu kosong setengah hari di Los Angeles (LA). Karena baru pertama kali ke LA tentu saya
ingin sekedar melihat-lihat kota.
Sayangnya belum punya kenalan yang akrab, sehingga tidak ada yang
“mentraktir” seperti di Chicago dan Utah.
Oleh karena itu, saya usulkan kepada teman-teman untuk ikut rombongan
tour saja. Teman-teman setuju dan
akhirnya ikut tour bernama VIP Tour.
Karena
waktunya pendek kami memilih obyek wisatanya keliling kota LA. Ternyata perserta diajak ke Farmer Market, tempat orang menjual sovenir
dan food court dengan berbagai jenis
makanan. Kemudian diajak ke Hollywood
Boulevard, dimana banyak orang berpakaian meniru film. Misalnya berpakaian seperti Batman, Spiderman
dan sebagainya. Pedestrian sepanjang
jalan itu ada seperti ubin besar yang diberi nama aktor/aktris terkenal. Misalnya Michael Jackson, Bruce Lee, Madona
dan sebagainya. Juga ada tempat dimana
orang dapat melihat dari kejauhan tulisan Hollywood di sebuah bukit. Biasanya orang berfoto dengan latar belakang
tulisan itu di kejauhan. Setelah itu
peserta diajak berkeliling daerah Beverly Hill yang sangat terkenal itu.
Menurut
saya obyek wisatanya tidak begitu menarik.
Kota LA rasanya tidak seindah dan serapi Chicago, Boston dan Washington.
Bahkan kalah dibanding kota kecil seperti Logan (lokasi USU), DeKalb (lokasi
NIU), Columbus (lokasi OSU) dan Athens (lokasi OU). Obyek wisata yang dikunjungi juga tidak
seindah yang sering kita lihat di film.
Kota LA malahan terkesan mirip kota industri yang hiruk pikuk dan semua
orang tampak tergesa-gesa.
Yang
justru menarik untuk dipelajari adalah sopir bus wisata kami. Orangnya berkulit hitam. Rambutnya dipotong
plontos dan memakai topi. Berkaca mata
hitam. Bercelama jin biru dengan baju
kotak-kotak. Usianya kira-kita 30
tahunan dan sangat ramah. Gayanya kocak dan tampak sekali menguasai daerah yang
dikunjungi.
Begitu
semua penumpang naik dan bus mulai berjalan dia bercerita melalui mikropon. Ternyata dia sopir sekaligus sebagai guide.
Kemudian dia menanyakan asal peserta satu persatu. Ada yang menjawab dari London, dari England,
dari Irak, dari Austria, dari Florida, dari Trinidad. Dan tentu kami menjawab dari Indonesia.
Sepertinya
itu dia catat dan hafalkan dengan nomor kursinya. Berikutnya dia memanggil peserta dengan
negara atau daerah asal. Misalnya saat
peserta selesai makan atau belanja atau jalan-jalan di Farmer Market, dia mengecek dan mengatakan kira-kira: “we are waiting Trinidad”. Ketika pulangnya mobil kena macet dan sulit
mengantar kami ke depan hotel, dia bilang: “Indonesia,
would you mind I stop here then you walk a little bit. Your hotel is behind
this building.”
Orangnya
lucu dan banyak berkelakar.
Kadang-kadang menyanyi menirukan lagu film atau penyanyi tertentu. Setelah selesai menanyakan asal
negara/daerah asal peserta, sambil bercanda dia mengatakan kira-kira: “Well guys, I forgot to introduce my self. My first name is Mondy, my last name is……….(saya
lupa). That why I love Monday. Please
call Monday”.
Sepanjang
perjalanan, dia menjelaskan daerah yang dikunjugi sambil menyopir. Dia menjelaskan secara detail, misalnya rumah
ini pernah dimiliki ayau dihuni si A, B dan C.
Bintang film D, E dan F pernah tinggal di hotel ini. Di Farmer Market anda dapat menemui makanan
daerag K, L dan M. Ditoko itu ada
barang-barang P, Q, dan R dengan harga murah.
Pantai itu sangat indah dan panjangnya ….. miles. Highway ini kalau terus akan menuju X, Y, Z
dan bahkan sampai ke Florida. Dan
sebagainya.
Apa
pelajaran yang dapat dipetik dari sopir wisata tersebut? Pertama,
dia sopir dan guide yang sangat
profesional. Mengemudinya enak dan
sering menanyakan apa terlalu cepat atau kurang cepat. Saat berhenti di suatu obyek wisata , dia
selalu menawarkan berapa lama dan jam berapa peserta harus kembali ke bis. Dia selalu mengingatkan agar kembali tepat
waktu, karena masih banyak obyek lain yang akan dikunjungi. Dia faham betul tentang
obyek wisata yang dikunjungi, sehingga semua pertanyaan peserta dapat dijelaskan
dengan baik.
Kedua, penggabungan dua tugas (sebagai sopir dan guide) tampaknya menjadi model efisiensi yang dipersiapkan dengan
baik. Penggabungan itu tentu membuat
biaya operasional perusahaan menjadi lebih efisien. Namun tampak sekali kalau dipersiapkan dengan
baik. Buktinya sopir tersebut sekaligus
merupakan guide yang baik. Bahkan dia pula yang mengatur penumpang masuk
mobil. Dia faham bagaimana mengatur
tempat duduk agar dapat melihat keluar dengan leluasa. Dia juga tahu berapa kecepatan mobil agar
peserta dapat menikmati pemandangan. Dia
juga menguasai obyke wisata dengan. Saya
yakin itu dipersiapkan dengan baikoleh
perusahaan. Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar