Saya
mulai mengenal Yudi Latif secara pribadi tahun 2009. Namun sebelumnya saya sudah membaca
tulisannya di koran, terutama resonansi di Republika. Itulah sebabnya ketika saya ditugasi untuk
“mengomandani” pengembangan Pendidikan Karakter di Depdiknas (sekarang
Kemdikbud) saya mengajak Mas Yudi Latif untuk bergabung. Orangnya cerdas, berpengetahuan luas dan
idealis. Berpartner dengan Zaim Uchrowi (Direktur Pusbuk), mereka bertandem
memberi masukan yang sangat signifikan dalam menyusun konsep Pendidikan
Karakter.
Ketika
saya pulang Unesa dan mahasiswa mengadakan seminar, Mas Yudi Latif kita
undang. Mahasiswa senang karena
mendapatkan pembicara muda, cerdas dan bepengetahuan luas. Di usia 49 tahun Mas Yudi Latif telah berkriprah
luas di dunia pemikiran. Dia alumni
Gontor, S1 bidang Komunikasi Unpad dan S2+S3 Bidang Sosiologi Politik
Australian National University. Kualitas
intelektual dan kepeduliannya dengan masalah kebangsaan tidak usah diragukan.
Dalam tulisan di koran biasanya dia disebut sebagai pemikir masalah keagamaan
dan kenegaraan.
Lama
tidak ketemu, tahu-tahu Yudi Latif menerbitkan buku yang sangat fenomenal
berjudul Negara Paripurna: Historisitas, Rasionalitas dan Aktualitas
Pancasila. Buku setebal 665 halaman
dengan pengantar 20 orang dari berbagai kalangan itu seakan menunjukkan “kelas”
Yudi Latif. Seingat saya buku itu
dibedah di beberapa tempat. Almarhum
Taufiq Kemas seperti “kesengsen” dengan pemikiran Yudi Latif, sehingga
menyempatkan diri untuk ikut hadir dan memfasilitasi bedah buku tersebut. Konon buku itu dijadikan buku teks wajib di
beberapa perguruan tinggi. Saya yang
bidangnya jauh dari kandungan buku itu, tertarik ikut membeli dan membaca.
Membaca
buku itu, saya merenung berapa lama dia menulis. Bagaimana dia mencari sumber. Siapa saja yang diajak diskusi dalam proses
penyusunannya. Konon Yudi Latif perlu
waktu dua tahun menulis buku itu. Lama
mencari sumbernya tidak dapat dipastikan,karena dihimpun sedikit demi sedikit
dan sambil berjalan. Yang jelas perlu
waktu sangat lama. Saya sendiri sulit
membayangkan, bagaimana dapat memperoleh sumber koran, naskah pidato, notulen
rapat, artikel majalah pada masa sebelum kemerdekaan. Tetapi itulah salah satu kelebihan Yudi
Latif. Beridialismen tinggi, tekun dan
pantang menyerah dalam melakukan sesuatu.
Tanpa
sengaja tanggal 8 Oktober 2013 sore saya ketemu Mas Yudi di bandara
Cengkareng. Setelah saling menyapa dan
bertanya tentang kabar kesehatan, saya bertanya “sekarang sedang menulis buku
apa mas?”. Dia menjawab sedang menulis
buku kisah orang-orang Indonesia yang berkaraker hebat. Menurut dia, sebenarnya banyak orang
Indonesia yang dapat menjadi teladan karakter.
Hanya saja tidak ada yang menulis atau menceritakan. Yang ditulis di koran dan diberitakan di TV,
pada umumnya yang negatif. Seakan-akan
Indonesia tidak memiliki teladan untuk pendidikan karakter.
Dia
lantas menjelaskan mengapa para rosul, misalnya Ibrahim, Musa dan Muhammad,
juga diteladani oleh masyarakat pada zaman sekarang, karena perilakunya
dikisahkan oleh para da’i atau buku-buku.
Orang sekarang tidak pernah ketemu dengan para rosul tetapi memahami
perilaku agungnya dari kisah-kisah yang dibaca atau dijelaskan para guru agama
dan da’i.
Untuk
penyusunan buku itu, Yudi Latif membaca ratusan biografi, mencari bahan dari
seluruh pelosok negeri. Dia mendapatkan
ratusan kisah orang (saya lebih senang menyebut tokoh karakter) dari berbagai
profesi, dari berbagai agama dan dari berbagai suku. Menurut dia, Indonesia memiliki segudang
teladan orang berkarakter mulia. Hanya
saja belum ada yang menuliskan secara utuh sehingga menjadi bacaan masyarakat.
Saya
terhenyak dan bertambah kagum kepada anak mudah bernama Yudi Latif. Dia sangat peka terhadap kebutuhan negara
ini. Ketika banyak warga bangsa yang
“agak lupa” dengan Pancasila, dia menerbitkan buku tentang “kehebatan”
Pancasila. Ketika kita sedang bingung
bagaimana melaksanakan Pendidikan Karakter, dia menulis buku tentang
kisah-kisah orang berkarakter.
Ditengah-tengah
kami ngobrol, muncul Bu Unifah Rosyidi, Kepala Pusat Pengembangan Pendidik di
BPSDM Kemdiknas. Gayung bersambut,
karena Bu Unifah memerlukan referensi atau bahan bacaan untuk pelatihan guru. Dan apa yang sedang ditulis Mas Yudi Latif
rasanya sangat cocok untuk guru PPKn, guru Sejarah, guru Agama dan guru bidang
lain yang mengajarkan Pendidikan Karakter.
9 komentar:
casinologio.com
casino---lux.com
casinonightregent.com
casinoonlinebrasil.com
larestaurantguide.net
saya harus mengatakan bahwa secara keseluruhan saya benar-benar terkesan dengan blog ini.
casinologio.com
Teruslah berbagi ide sampai masa mendatang .pada dasarnya apa yang saya cari sudah saya temukan disini, dan saya senang sudah tiba disini.winsbola.com
casinoonlinebrasil.com
Terima kasih atas postingan yang bermanfaat.
Di mana lagi orang bisa mendapatkan jenis informasi sedemikian cara yang sempurna untuk menulis? kalau bukan dari blog ini :) casinonightregent.com
Saya menemukan banyak pengetahuan setelah mengunjungi postingan Anda terima kasih atas informasinya.
larestaurantguide.net
nmcbit.com
Anda memiliki postingan yang sangat berguna. Terima kasih telah berbagi ...
hannibalrivertalk.com good post
casino---treasure.com
nice nice
Posting Komentar