Seperti
biasanya, setiap berkunjung ke negara maju saya selalu menyempatkan diri
membeli buku. Nah, pada hari terakhir di
Edinburgh tanggal 18 Februari 2013 saya ke toko buku yang terletak tepat di
depan Edinburgh University, diantar oleh Titi, anak sulung saya. Nama sebenarnya Rizki Fitria, Titi adalah
nama panggilan kesayangan di keluarga.
Ketika
sudah membeli beberapa buku, kami pulang sambil ingin mampir minum
capuchino. Mumpung hari cerah dan masih
ada waktu luang sekitar satu jam. Pas
keluar dari toko buku, saya lihat anak saya membawa semacam majalah. Setelah di tempat minum capuchino, saya baru
tahu yang dibawa adalah booklet
tentang Edinburgh International Science
Festival 27 March-7 April 2013.
Menurut
Titi, setiap tahun di musim semi selalu ada Science
Festival di Edinburgh. Yang disasar
adalah anak-anak. Tujuannya untuk
meningkatkan minat anak-anak kepada sains.
Dari booklet tersebut memang tampak
bahwa isi festival banyak dikhususnya untuk anak-anak. Misalnya Imagination
Garden, World of Bubbles, Storytime Tent,
The Chain Reactor, Nina and the Neurons dan sebagainya. Dari gambar pamreran yang akan ditunjukkan
pada setiap stan, saya menduga anak-anak senang melihatnya.
Sayang
sekali waktunya tidak pas. Jadi saya
tidak dapat melihat festifal tersebut.
Menurut Titi, biasanya pengunjungnya sangat banyak. Tidak hanya datang
dari kota Edinburgh, tetapi juga dari daerah lain di sekitarnya. Umumnya mereka datang berombongan dan diantar
oleh gurunya. Anak-anak, khususnya anak seusia TK, SD dan SMP sangat senang,
karena dapat mencoba berbagai permainan.
Dan semua itu terkait dengan sains.
Mendengar
cerita itu saya jadi teringat museum NEMO di dekat Central Station di
Amsterdam. Lokasinya di tengah sungai
atau danau. Biasa di Belanda banyak
lokasi seperti itu. Entah sungai atau danau.
Yang jelas hamparan air yang sangat luas dan airnya tidak bergerak. Jadi kalau akan ke gedung NEMO melewati
semacam jembatan sepanjang sekitar 100 meter
Saya
tidak ingat apa arti kata NEMO. Ada yang
mengatakan sekedar nama. Ada yang
mengatakan itu nama sejenis ikan. Yang
jelas, walaupun disebut museum tetapi dalam web disebutkan bahwa NEMO is the largest science center in
Netherlands. Gedungnya berbentuk
kapal terdiri dari 5 lantai. Di dalamnya
diselenggarakan pameran secara permanen.
Dan semuanya terkait dengan sains dan teknologi. Jadi NEMO mirip Science Center di
Singapura. Mungkin lebih lengkap.
Tahun
2012 saya sempat mengunjungi NEMO ditemani mahasiswa S2 Unesa yang sedang
menempuh program IPOME di Belanda. Saya
kagum akan isi, cara penataan, cara pelayanan dan demontarasi yang dilakukan. Saya yakin, pameran di NEMO dapat menumbuhkan
keingintahuan anak-anak. Dan karena
semua terkait dengan sains dan teknologi, keingintahuan itu akan menjadi pemicu
anak-anak mendalami sains dan teknologi.
Saya
ingin memberikan gambaran sekilas apa yang saya lihat dan saya coba. Mencoba?
Ya, karena pengunjung disilahkan mencoba berbagai “alat permainan” yang
membuat kita bertanya-tanya, bagaimana itu dapat terjadi. Nah, ketika pengunjung keluar dari stand, ada
penjelasan singkat tentang hal tersebut.
Di
sebuah sudut ada seperti air terjun buatan.
Air terjun tersebut dialirkan melalui semacam kanal. Dan dikanal tersebut terdapat balok-balok
kayu yang jika posisinya diubah, aliran air di kanal berubah kecepatannta. Nah, di ujung kanal ada semacam kincir yang
berputar akibat aliran air. Kincir
tersebut dihubungkan dengan dinamo. Jika
posisi balok-balok kayu diubah, cahaya lampu listrik di panel berubah. Semakin terang atau semakin redup.
Saya
tentu faham, karena ketika aliran air di kanal semakin cepat/deras, putaran
kincir semakin cepat dan voltage listrik yang dihasilkan akan meningkat dan
selanjutnya lampu di panel semakin terang.
Tetapi peristiswa itu akan menarik buat anak-anak SD dan bahkan
SMP. Bagaimana itu terjadi.
Di
dekatnya, ada seperti pesawat terbang kecil.
Panjangnya mungkin hanya 20 cm. Sayapnya terbuat dari sel surya. Pesawat terbang kecil tersebut digantung
dengan kawat atau benang kecil yang terkait dengan langit-langit stand. Sepertinya ada rel berbentuk lingkaran di
langit-langit itu, sehingga pesawast kecil tadi dapat bergerak melingkar.
Di
lokasi tersebut ada alat mirip senter.
Jika cahaya senter diarahkan kepada sayap pesawat, kemudian pesawatnya
bergerak melingkar. Kenapa ya? Bagi orang dewasa dan pernah belajar Fisika
tentu tahu. Cahaya yang disorotkan pada
sel surya akan mengahasilkan energi yang mampu menggerakkannya. Semakin besar cahaya yang disorotkan akan
semakin cepat geraknya pesawat terbang kecil tadi.
Masih
banyak alat permainan lain, misalnya beberapa bola yang beratnya berbeda. Kemudian kegelindingkan pada papan miring
secara bersamaan. Bola mana yang lebih
dahulu sampai di ujung bawah papan miring.
Juga ada tempat pengunjung mendekatkan wajah. Jika wajah sudah didepatkan akan muncul di
semacam TV wajah tersebut. Nah ada semacam
keypad untuk mengetik berapa usia anda sekarang. Kemudian kita dapat usia kita di masa
datang. Setelah itu, akan muncul gambar
wajah kita di usia yang kita ketik. Dan
masih banyak lagi permainan.
Saya
mengamati anak-anak yang datang ke NEMO membawa lembaran kertas dan tampaknya
mengisi sesuatu setelah mencoba permainan.
Sayang bahasanya bahasa Belanda, sehingga saya tidak faham. Nah, ketika keluar saya sempatkan bertanya
kepada petugas di pintu masuk. Sungguh
mengagetkan dan sekaligus memberi pujian, ternyata anak-anak yang masuk bersama
gurunya itu diberi semacam modul atau LKS yang harus diisi setelah mereka mencoba permaian. Saya tidak sempat bertanya lebih detail tentang
itu, karena petugasnya sibuk. Namun,
kesan saya permainan di NEMO bukan sekedar permaian biasa tetapi permainan
edukatif.
Nah,
ketika para guru SD dan guru IPA SMP mengeluhkan minat anak-anak belajar IPA,
rasanya permainan yang ada di NEMO dapat sangat membantu. Mungkinkan kota sebenar Surabaya ini sudah
waktunya memiliki? Semoga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar