Minggu tanggal 23 September 2016,
saya diajak anak dan menantu ke Pitlochry, sebuah kota kecil sekitar 1,5 jam
bermobil dari Edinburgh. Tujuan utamanya
ketemu dan makan siang bersama besan-orangtua Roy, menantu saya. Setiap berkunjung ke Edinburgh, saya selalu
menyempatkan bertemu besan. Selain untuk
silaturahim, budaya orang Scotland-pedesaan, ternyata tidak jauh berbeda dengan
budaya Jawa. Jadi kami ketemu, ngobrol sambil makan. Jika ketemunya di rumah, saudara yang lain
seringkali ikut datang. Jadi rame-rame
persis di kampung saya, pedesaan pinggiran Ponorogo.
Dipilih Pitlochry
untuk bertemu, yang dianggap tengah-tengah.
1,5 jam bermobil dari Edinburgh-tempat Kiki dan Roy tinggal, dan 1 jam dari Avimore, tempat tinggal
orangtua Roy. Saya tidak tahu mengapa tidak di rumah besan, karena itu pilihan
Roy dan orangtuanya. Memang Pitlochry
merupakan daerah wisata, sehingga selalu ramai di hari Sabtu dan Minggu. Sebenarnya kami sudah pernah ke Pitlochry
beberapa tahun lalu, makan siang dalam perjalanan ke Orkney.
Kami datang di
Pitlochry sekitar jam 11.30 dan besan sudah datang lebih dahulu. Sebelum masuk
ke rumah makan, saya diajak jalan-jalan untuk melihat ikan salem yang katanya
pada akhir September banyak naik ke hulu sungai untuk bertlur. Tempat melihatnya di sebuah dam yang juga
untuk pembangkit listrik. Kami harus
berjalan sekitar 30 menit dari tempat parkir mobil. Ternyata juga banyak pengujung lain yang ke
DAM, maklum memang DAM merupakan salah satu tujuan wisata di Pitlochry.
Sampai di DAM ternyata
tidak ada ikan salmon yang naik, karena memang sudah lewat masanya. Konon masanya pertangahan sampai akhir
September, sedangkan kami datang pada akhir Oktober. Namun demikian, kami tetap menuju tempat
melihat ikan salmon karena di situ terdapat data berapa ekor ikan salmon yang
berhasil melewati DAM untuk naik ke hulu sungai. Pada dinding DAM memang
tertulis, kalau disamping untuk pembangkit listrik, DAM dibuat untuk mendeteksi
jumlah ikan salmon yang naik ke hulu sungai.
Pada indikator digital tampak angka 1.296, yang berarti sampai hari itu
sudah ada 1.296 ekor ikan salmon yang dapat melewati DAM Pitlochry dan
mudah-mudahan sampai ke hulu dan bertelor.
Ketika berjalan, ada
sesuatu yang menarik perhatian. Pada DAM
itu, air dialirkan melewati kolam-kolam berjajar melengkung dan semakin hilir
permukaan air semakin tinggi. Jadi jika
katakankah kolam pertama disebut kolam A, berikutnta kola B sampai kolam Z,
maka permukaan kolam B lebih tinggi dibanding kolam A, kolam C lebih tinggi
dibanding kolam B dan seterusnya. Air
pada kolam A tampaknya berasal dari air sebelum tembok DAM. Sedangkan air di
kolam terakhir itulah yang kemudian masuk ke pipa untuk menggerakkan turbin.
Saya tidak dapat
melihat apakah permukaan air di kolam terakhir lebih tinggi dibanding permukaan
air sungai sebelum tembok DAM. Jika
benar demikian, berarti DAM itu dapat mengalirkan air dari kolam yang lebih
rendah ke yang lebih tinggi. Itulah yang
menarik untuk dipelajari, karena selama ini difahami air itu mengalir dari
tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Atau itu hanya untuk mempercepat aliran air, sehingga enerji
kecepatannya yang naik.
Yang juga menarik,
sepertinya lubang yang menghubungkan antara kolam air ada di bawah, sehingga
tampak ada dorongan air dari bawah pada setiap kolam. Dan itu terjadi pada
bagian kolam yang berdekatan dengan kolam yang lebih awal atau lebih rendah
permukaan airnya. Dan permukaan air di
kolam itu tidak meluber, melainkan mengalir melalui lubang bawah ke kolam
berikiutnya yang memiliki permukaan air lebih tinggi. Itulah yang menjadi pertanyaan di kepala
saya. Moga-moga setelah pulang ke Unesa dapat saya kami diskusikan dengan
teman-teman Mekanika Fluida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar