Saya sudah beberapa
kali singgah di bandara Atatruk di Istambul Turki, ketika ke Eropa dengan
menupang pesawat Turkish Air. Saya
sampai hafal kebiasaan orang Turki yang bertepuk tangan saat pesawat mendarat
dengan mulus. Bahkan pada tahun 2014 pernah ke Turki beberapa hari. Kali ini saya bersama isteri ke Jerman juga
menggunakan Turkish Air dan tentu saja transit di bandara Atatruk Istambul.
Pesawat mendarat pada
sekitar pukul 02.45 dini hari waktu setempat atau pukul 06.45 WIB, setelah
terbang lebih dari 11 jam dari Jakarta.
Setelah pemeriksaan keamanan melalui X-ray, kami masuk ke area
internasional. Karena sudah beberapa
kali, saya dan isteri sudah merencanakan setelah semua beres dan gate untuk
Istambul Bremen ketemu, akan mencari mushola untuk sholah subuh. Ternyata penerbangan TK 1331 pukul 08.20
belum ada kepastian gate-nya. Pada layar
tampak tulisan TK 1331 gate is waiting. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk
sholat subuh dulu.
Kami sudah tahu lokasi
mushola yang di bandara Atatruk ditulis sebagai masjid, bukan mushola, bukan
praying room dan juga bukan mosque. Kami
juga sudah tahu kalau tempat wudhu tidak nempel di mushola, tetapi di depan
agak kesamping. Oleh karena itu, kami
mengganti sepatu dengan sandal agar lebih enak ketika kaki basah sesudah
berwudhu. Kami memutuskan sholat bergantian karena harus menjada tas bawaan dan
saya yang lebih dahulu sholat.
Setelah berwudhu dan
masuk mushola, saya melihat cukup banyak orang di dalamnya. Ada yang sedang sholat, ada yang sedang
wiridan, ada yang sedang duduk-duduk dan berbicara dengan temannya dan juga ada
yang duduk istirahat sambil mengantuk.
Saya langsung shoat sunah ajar dan disambung sholat subuh. Membaca wirid pendek dan segera keluar
mushola dengan maksud agar sisteri segera dapat sholat.
Nah, ketika sedang
menunggu isteri sholat sambil mengutak-utik HP mencari wifi gratisan,
lamat-lamat terdengan suara adzan. Saya
bertanya-apakah itu suara adzan ya dan ketika melihat arloji sudah menunjukkan
pukul 05.32 waktu setempat. Tentu itu
bukan akan, mungkin telinga saya yang salah dengar. Atau mungkin suara orang mengaji. Atau bahkan
ada HP orang lain yang memperdengarkan suara adzan untuk daerah lain.
Ketika isteri selesai
sholat dan duduk di sebelah saya ternyata juga bercerita, ketika selesai sholat
terdengan suara adzan. Saya mencoba
mengecek dan ternyata benar, tad itu suara adzan subuh. Jadi saya dan isteri
tadi sholat subuh sebelum waktunya. Makanya tadi banyak orang yang duduk-duduk
di mushola, yang ternyata menunggu waktu sholat subuh. Dalam hati saya mnggerutu pada diri sendiri,
mengapa tadi tidak bertanya. Akibatnya ya, sholat subuh sebelum waktunya dan
supaya afdol diulang lagi. Sambil
mentertawakan diri sendiri saya teringat nasehat kuno yang mengatakan malas
bertanya sesat di jalan.
Selesai sholat, kami
mencari sarapan dan agar tidak mengulang kesalahan maka kami masuk area food
court dan membaca dengan teliti apa saja menu makanan yang ditawarkan. Kami juga memastikan apakah dapat membayar
dengan kartu kredit karea tidak memiliki uang lira. Akhirnya memilih makan
burger dengan kentang goreng ala McD saja.
Karena ingin minum
dingin, kami minta jatah coke diganti dengan teh seperti yang ada di gambar
tayangan. Saya yakin gambar teh di tayangan itu hot tea, sehingga saya tidak
bertanya . Begitu nampan bersisi burger,
kentang goreng dan segelas tek disodorkan, saya terima dan bawa ke meja. Apa yang tejadi? Ternyata tehnya dingin. Memang tidak ada esnya, tetapi tidak
panas. Sekali lagi, malas bertanya sesat
di jalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar